Ambisi Gen Z Untuk Taklukkan Dunia

PinkKorset.com, Jakarta – Booking.com meluncurkan riset global tentang keinginan dan kebutuhan generasi petualang global selanjutnya, Gen Z. Mereka bersemangat dan optimistis untuk melakukan perjalanan.

Seiring tumbuhnya generasi digital native, riset ini mengungkapkan bahwa Gen Z adalah generasi yang penuh tekad untuk mengeksplorasi dunia. Artinya, mereka sudah banyak memetakan rencana travel di masa depannya.

“Ketertarikan dan kenyamanan mereka dengan teknolgi sangat cocok dengan ambisi kami untuk belajar dan memberikan pengalaman perjalanan yang lebih mulus dan terhubung,” papar Ram Papatla, Vice President of Global Experience Booking.com.

Gen Z atau mereka yang kini berada pada kisaran usia 16-24 tahun, sedang bersiap untuk melakukan perjalanan dan menemukan dunia.  Booking.com pun melakukan riset dan mengulik apa sebenarnya yang berada di benak mereka terkait traveling. Sebanyak 22 ribu orang dari 29 negara pun menjadi responden.

Apa hasilnya?

Petualang Ambisius

Terkait rencana perjalanan, 67% bersemangat untuk mengunjungi destinasi berikutnya. Empat dari sepuluh (39%) berencana mengunjungi setidaknya tiga benua yang berbeda dalam 10 tahun mendatang dan 30% berniat belajar atau setidaknya tinggal di negara berbeda.

Mereka juga pemberani. Sebanyak 56% menginginkan petualangan seperti paragliding atau bungee jumping dan 52% berencana berkunjung atau trekking ke lokasi ekstrem.  Selain itu, 55% merasa bepergian di negeri sendiri akan membantu mereka belajar lebih jauh tentang diri sendiri.

Siap Solo Traveling

Dua perlima bepergian bersama keluarga karena bisa pergi ke banyak tempat tanpa mengeluarkan biaya sendiri. Namun mereka juga memprioritaskan kebebasan, terlihat dari sepertiga Gen Z yang berencana bepergian sendiri setidaknya sekali. Sebanyak 33% ingin solo traveling. Bahkan, 18% ingin pergi backpacking dan mengambil gap year atau jeda waktu antara setelah lulus SMU dan sebelum masuk kuliah.

Menyusun Bucket List

Lebih dari dua pertiga telah membuat bucket list, yakni hal-hal yang ingin dilihat atau dilakukan sebelum meninggal. Alasannya pun bermacam-macam.

Sebanyak 44% senang memikirkan tempat-tempat yang akan mereka kunjungi. Hampir seperempat mendapat kepuasan dengan mengunjungi tempat-tempat di bucket list mereka. Bahkan 32% berencana untuk melakukan setidaknya lima perjalanan besar dalam 10 tahun mendatang.

Sebanyak 23% menganggap bucket list akan membantu mereka memantau destinasi yang belum pernah didengar sebelumnya. Lebih dari dua perlima mengaku terinspirasi bertualang berkat perjalanan para influencer yang mereka lihat di medsos.

Bagaimana dengan mereka yang tak punya bucket list? Sebanyak 22% merasa alasannya karena preferensi mereka terlalu sering berubah. Seperlima berkata lebih senang bepergian secara impulsif dan tidak berencana dari jauh hari.

Yang mengejutkan, Gen Z yang tidak punya bucket list karena lebih senang bepergian secara impulsif justru lebih sedikit dibandingkan generasi lain. Faktanya, 30% baby boomers (55 tahun ke atas) dan 26% Millennial (25-39 tahun) malah bepergian secara lebih impulsif.

Traveling VS Tujuan Hidup

Enam dari sepuluh menganggap travel adalah investasi yang sepadan. Dari segi prioritas, ‘travel dan melihat dunia’ dianggap yang terpenting bagi generasi ini tentang cara mereka menghabiskan uang (65%).

Ketika ditanya tentang bagaimana mereka memprioritaskan pengeluaran, traveling menduduki peringkat teratas dalam lima dari tujuh pilihan. Bepergian menduduki peringat lebih tinggi ketimbang furnitur dan perabotan rumah, pakaian dan fesyen, teknologi dan gadget, makan di restoran, serta perawatan spa dan kecantikan.

Memang, mencari pekerjaan adalah pengalaman hidup terpenting bagi generasi ini (80%). Namun karena travel adalah passion bagi mereka, 54% berkata kesempatan bepergian untuk bekerja itu faktor penting saat mencari pekerjaan dan 57% berkata pekerjaan yang memungkinkan mereka merasakan budaya terlihat lebih menarik.