PinkKorset.com, Jakarta – Terlalu sering menggunakan gawai berisiko tinggi mengalami kerusakan saraf tepi atau neuropati.
Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) menjelaskan, aktivitas gerakan berulang dapat menjadi faktor risiko neuropati, termasuk penggunaan gawai (smartphone) terlalu lama.
“Saraf jari tangan berisiko tinggi mengalami kerusakan yang ditandai kesemutan atau kebas hingga nyeri yang menetap,” ucapnya dalam acara P&G Health Neurobion di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
Sementara kalangan millennial paling rentan mengalami neuropati akibat seringnya menggunakan gawai. Data Indonesia Millennial Report 2019 oleh IDN Research Institute menunjukkan, generasi millennial (20-35 tahun) yang 94,4% terkoneksi internet, sebanyak 98,2% menggunakan gawai rata-rata 7 jam sehari. Bahkan 79% dari mereka langsung memeriksa gawai 1 menit setelah bangun tidur.
Dr. Manfaluthy menambahkan, pencegahan dan pengobatan dini neuropati sangat penting.
“Ini untuk mencegah kerusakan saraf tidak dapat diperbaiki (irreversible) jika kehilangan serabut saraf diatas 50%,” sambungnya.
Saraf tepi merupakan penghubung organ tubuh dengan saraf pusat (otak dan sumsu tulang belakang). Sehingga menjaga kesehatan saraf tepi sangat penting. Saraf tepi yang mengalami kerusakan ditandai dengan sensasi kesemutan, kebas, kram hingga kelemahan otot.
“Padahal kerusakan saraf tepi dapat dicegah dengan mudah,” katanya.
Studi Klinis 2018 Nenoin (penelitian non-intervensi dengan vitamin neurotropik) menemukan, konsumsi kombinasi vitamin neurotropik (vitamin B1, B6, B12) secara rutin dan berkala dapat mengurangi gejala neuropati (kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit) secara signifikan hingga 62,9% dalam 3 bulan periode konsumsi. Vitamin neurotropik yang digunakan studi ini yakni Neurobion Forte.
Consumer Health Associate Director of Marketing PT P&G PHCI Indonesia, Anie Rachmayani mengatakan, Neurobion berkomitmen mengajak masyarakat menjaga kesehatan saraf melalui kampanye Total Solution.
“Secara kontinu, kami mendorong masyarakat selalu waspada risiko Neuropati melalui deteksi dini dan konsumsi rutin vitamin neurotropik,” pungkasnya.
