Pilih Inseminasi atau Bayi Tabung? [google]

Pilih Inseminasi atau Bayi Tabung?

PinkKorset.com, Jakarta – Tak perlu bingung memilih inseminasi atau bayi tabung. Keduanya dapat menjadi solusi untuk mendapatkan keturunan.

Spesialis Kebidanan dan Kandungan K-CLinic, RSIA Grand Family, Dr. med. Ferdhy S. Suwandinata, SpOG K-Fer mengatakan, peluang mendapatkan keturunan dengan inseminasi 10%-15% dan bayi tabung mencapai 30%-40%. Tetapi tidak selalu pasien gangguan kesuburan harus menempuh program bayi tabung.

“Bayi tabung menjadi pilihan paling akhir,” ucapnya saat seminar umum Gangguan Kesuburan dan Penanganan Bayi Tabung di RSIA Grand Family di Jakarta, Minggu (10/3/2019).

Inseminasi dapat menjadi pilihan pertama jika kondisi pasutri normal tapi tidak memiliki anak, adanya kista cokelat kecil tetapi kedua saluran sel telur lancar, jumlah sel sperma kurang, ejakulasi dini atau terlalu lama ejakulasi, gangguan mulut rahim, gangguan ovulasi hingga menghindari virus HIV maupun hepatitis menular ke anak.

Syarat inseminasi yakni jumlah sel sperma minimum 15 juta. Kemudian sperma ‘dicuci’ sehingga terpisah cairan sperma (semen) dan sel sperma minimum 10 juta. Selanjutnya sel sperma pilihan dipertemukan dengan sel telur matang di dalam rahim. Proses inseminasi belangsung cepat yakni 2 jam.

Sementara bayi tabung menjadi pilihan akhir jika inseminasi tidak berhasil dan pasutri mengalami berbagai gangguan kesuburan. Misalnya saja kondisi sperma jelek dan sulit diperbaiki, jumlah sel sperma kurang dari 5 juta dan adanya sumbatan di kedua saluran sel telur.

“Paling bagus bayi tabung dilakukan pasutri berumur 25-36 tahun. Di atas umur itu peluang keberhasilannya kecil,” katanya.

Berbeda dengan inseminasi, pembuahan bayi tabung justru dilakukan di luar rahim. Pembuahan sel telur matang dan sel sperma pilihan dilakukan di laboratorium steril hingga menghasilkan embrio. Kemudian embrio ditransfer ke dalam rahim hingga dua pekan. Embrio yang berkembang akan menjadi janin. Total durasi program bayi tabung mencapai empat pekan.

Konsep bayi tabung paling umum yakni In Vitro Fertilisation (IVF) atau pembuahan yang dilakukan dengan sel telur matang di luar tubuh. Seperti yang diterapkan di K-Clinic, RSIA Grand Family di Jl. Pantai Indah Selatan 1, Komplek Elang Laut Boulevard Kav. 1 No.1 Penjaringan, Jakarta Utara.

Klinik dibawah naungan PT Family Reproduksi Sejahtera ini dikelola 12 dokter spesialis obgyn yang dikepalai dr. M. Luky Satria Sp.OG K-Fer dan Dr. med. Ferdhy S. Suwandinata, SpOG K-Fer.

[Tim dokter spesialis Obgyn K-Clinic, RSIA Grand Family]

Sekadar informasi, biaya satu siklus bayi tabung di K-Clinic mencapai Rp39 juta. Sementara biaya inseminasi per siklus Rp2,5 juta dan Rp5 juta untuk paket lengkap.

Lebih lanjut, Ketua Perhimpunan Fertilitas In Vitro Indonesia (Perfitri) sekaligus tim dokter K-Clinic, Prof. Dr. Budi Wiweko, Sp.OG(K), MPH menambahkan, 4 juta pasangan usia subur di Indonesia mengalami gangguan kesuburan. Biasanya disebabkan kesibukan, penundaan usia menikah, genetik, riwayat radiasi, paparan zat kimia, riwayat penyakit tertentu hingga gaya hidup.

“Saat ini 10%-15% dari 40 juta pasangan usia subur di seluruh Indonesia mengalami infertilitas,” pungkasnya.