PinkKorset.com, Jakarta – Hati-hati, rokok memicu kanker paru. Sebanyak 90% pasien kanker paru akibat menjadi perokok aktif dan 10% perokok pasif.
Dokter spesialis paru Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Sita Andarini SpP(K), Ph.D menjelaskan, faktor risiko utama kanker paru adalah rokok. Perokok memiliki risiko kanker paru 13,6 kali lipat lebih besar dibandingkan orang tidak merokok. Sementara risiko perokok pasif lebih besar 4 kali lipat ketimbang orang tidak pernah terpapar asap rokok.
“Ini disebabkan paparan 60 zat pemicu kanker (karsinogen) dalam rokok,” ucanya saat temu media Forum Ngobras bertajuk Imunoterapi Harapan Baru untuk Kanker Paru di Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Data Globocan (2018) menunjukkan, ada 2 juta kasus baru kanker paru di sleuruh dunia dengan kematian mencapai 1,8 juta. Di Indonesia diperkirakan 40 per 100.000 orang berisiko kanker paru, terutama laki-laki berumur di atas 40 tahun dan perokok aktif.
Dr. Sita menambahkan, ada kecenderungan peningkatan pasien kanker paru. Sepanjang 2010, data Poliklinik Onkologi Paru RS Persahabatan tercatat kasus baru hampir 1.500 per tahun atau 6 orang per hari.
“Hingga 2018 angkanya terus meningkat, baik pada laki-laki maupun perempuan,” sambungnya.
Selain rokok, tempat kerja yang berkaitan dengan silica juga berpotensi menimbulkan kanker paru. Misalnya saja pertambangan, pabrik semen, keramik dan kaca. Penelitian FKUI menemukan, orang yang bekerja dan merokok di tempat kerja berisiko tinggi meningkatkan peluang 8 kali lipat kanker paru dibandingkan orang yang bekerja di tempat yang sama tanpa merokok.
Saat ini kanker paru memicu 27% kematian yang disebabkan kanker atau penyebab ke-5 dari seluruh kematian di seluruh dunia.
Kanker paru menyerang laki-laki setelah kanker prostat. Sedangkan kanker paru pada perempuan menduduki peringkat kedua setelah payudara. Namun baik pada wanita maupun pria, kanker paru adalah penyebab kematian nomor satu karena kanker.
