Bersihkan Luka dengan Air Liur, Boleh atau Tidak?

PinkKorset.com – Beberapa orang memercayai air liur sebagai pertolongan pertama saat terjadi luka.

Setidaknya hal ini diakui oleh influencer Tasya Kamila. Menurutnya, sang ibunda masih mempercayai bahwa luka yang diberikan liur akan cepat sembuh. Sang bunda meyakini dengan air liur, darah akan cepat berhenti keluar. Selain itu, air liur juga mengandung antibodi yang bagus untuk pertolongan pertama saat luka.

“Kalau kepercayaan orang jaman dulu kan kalau anak luka, kayak mama aku tuh suka bilang ‘Itu buru-buru dikasih ludah mamanya.’ Sebenarnya kalau dari logika agak gimana gitu ya, tapi kan itu kata orangtua ya,” ujar Tasya Kamila beberapa waktu lalu.

Ia pun mempertanyakan kebenaran hal tersebut secara medis.

Spesialis luka dr. Adisaputra Ramadhinara, MSc, CWSP, FACCWS mengatakan, air liur memang punya sifat anti bakteri. Ia mencontohkan kucing atau anjing yang akan menjilat-jilat bagian tubuhnya bila terluka.

Namun, lanjutnya, hal yang menjadi standar secara medis adalah segala sesuatu yang bila dikerjakan berulang akan mendapat hasil yang selalu sama.

Pemikiran bahwa air liur mengandung bakteri tidak sepenuhnya benar. Terutama karena area mulut adalah salah satu bagian tubuh yang banyak bakteri.

“Jadi air liur tidak pernah kita rekomendasikan. Di mana pun itu tidak ada yang merekomendasikan untuk menggunakan liur,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, sebelum diobati luka harus dibersihkan dengan air yang cukup banyak agar semua kotoran dan bakteri agar bisa hilang dari permukaan luka. “Nah, logikanya memakai liur itu jumlahnya seberapa banyak sih? Jadi menurut saya itu tidak higienis, dan tidak etis,” tegasnya.

dr.Adisaputra pun membeberkan cara tradisional lain untuk merawat luka. Seperti pakai cabai ditumbuk, ampas kopi, kunyit, jahe dan lainnya.

“Memang kita hidup di Indonesia yang kaya sekali dengan rempah, tapi untuk urusan medis, kita harus mulai mengikuti standar medis yang memang di seluruh dunia itu disarankan,” tutupnya.