Dari Google untuk Indonesia [Google]

Dari Google untuk Indonesia

PinkKorset.com – Raksasa teknologi Google ikut peduli dengan dampak pandemi terharap perekonomian Indonesia. Selain menjanjikan dana hingga US$11 juta, beberapa program dan kerjasama juga dilakukan. Berikut diantaranya.

 Google tidak sendirian. Bersama beberapa mitra kerja yang memiliki visi dan misi serupa, perusaaan asal Amerika Serikat ini juga berkontribusi bagi Indonesia. Apa saja yang mereka upayakan? Berikut beberapa diantaranya.

Kormo Jobs, Hubungkan Pencari dan Pemberi Kerja

Google menghubungkan bisnis baik besar maupun kecil dengan pencari kerja yang berkualitas melalui Kormo Jobs, yang diluncurkan di Indonesia pada 2019. Bickey Russell, Operations Lead Kormo di tim inisiatif Next Billion Users Google mengatakan, aplikasi lowongan kerja ini telah sangat banyak menghubungkan pencari kerja dengan pemberi kerja sejak diluncurkan, dan mengalami peningkatan pesat dalam jumlah postingan lowongan pekerjaan dari perusahaan besar tahun ini.

“Angkanya naik dua kali lipat, yang berarti kesempatan kerja juga meningkat. Kami mencatat hal ini dan menambahkan beberapa fitur baru untuk kerja jarak jauh. Kami juga memperluas lingkup platform ini agar dapat mencakup UKM dan listingan untuk layanan logistik dan esensial yang terkena dampak pembatasan sosial akibat pandemi,” jelas Bickey dalam media briefing Google For Indonesia, Rabu (18/11/2020).

Kormo bekerja dengan setidaknya 100 UKM dari program pelatihan Gapura Digital untuk memperbaiki pengalaman integrasi mereka, dan dengan ARKADEMI & QuBisa untuk menyediakan lebih banyak kursus online bersertifikat bagi pencari kerja. Menghadapi pandemi COVID-19, Kormo juga memiliki beberapa strategi. Seperti membuka submission secara offline lewat SMK-SMK yang sudah menjalin kerjasama dengan mereka.

Di awal pandemi, Kormo juga bergerak cepat dan melakukan review ulang strategi produk sebab ada perubahan kebutuhan, yakni melakukannya dari jarak jauh untuk mengutamakan keselamatan. Sebab itulah beberap fitur baru merefleksikan strategi tersebut. Kormo juga melakukan ekspansi sektor yang terlibat, seperti UMKM dan logistik yang sebelumnya tidak ada.

“Tak hanya sektor, juga ada posisi-posisi yang tadinya belum ada, tapi sekarang ada,” terangnya.

Melatih Developer Agar Siap Gunakan Cloud

Google membantu mereka yang sudah bekerja dan termotivasi menambah kemampuan dengan ketrampilan yang dapat langsung digunakan, dari komputasi Cloud hingga kecerdasan buatan (AI). “Kami meluncurkan JuaraGCP, sebuah program untuk belajar pengembangan aplikasi, analisa data, dan machine learning di Google Cloud,” ujar Megawaty Khie, Country Director, Google Cloud Indonesia.

Pada Juni, lanjutnya, Google berkomitmen untuk mengadakan 150.000 training lab hingga akhir tahun ini. Ia gembira mengumumkan bahwa semua pelatihan sudah selesai diadakan pada Oktober. Google juga telah melatih 1.000 orang dalam hal Kesiapan Cloud sebagai bagian dari program Digital Talent Scholarship dari Kominfo untuk membangun SDM yang dapat membantu perusahaan bertumbuh dan berkembang dengan bantuan Cloud.

Inisiatif Pendidikan Dukung Pelajar dan Pengajar

Google juga mengumumkan beberapa inisiatif pendidikan untuk membantu mahasiswa agar siap menghadapi ekonomi digital, serta membantu pengajar dan pelajar Indonesia dalam mengatasi berbagai tantangan pembelajaran jarak jauh.

Program Bangkit yang sudah dikenal sejak tahun lalu, adalah akademi karier teknis yang didesain melalui kemitraan dengan Dirjen Pendidikan Tinggi dari Kemendikbud, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka. Program ini akan ditawarkan melalui Kampus Merdeka untuk hingga 3.000 mahasiswa terpilih yang memenuhi syarat tahun depan.

Di samping kurikulum machine learning, Bangkit akan menawarkan dua topik pembelajaran lain agar mahasiswa siap untuk berkarier di bidang teknologi, yaitu pemrograman dengan pengembangan Android dan dasar-dasar Cloud dengan fokus pada Google Cloud Platform. Selain itu, melalui kemitraan dengan Kemendikbud dan Kementerian Agama, Google bekerja untuk membantu 45 juta pelajar dan pengajar menjalani pembelajaran jarak jauh menggunakan G Suite for Education.

“Tahun ini, COVID-19 secara drastis mengubah konsep-konsep pendidikan yang selama ini kita miliki dan Google berinvestasi dalam sejumlah program untuk membantu pelajar, pengajar, dan orang tua untuk terus melanjutkan pendidikan melalui pembelajaran jarak jauh,” imbuh Randy Jusuf.

Sementara itu, YouTube berusaha mengembangkan kesempatan belajar melalui Akademi Edukreator yang dirancang agar anak muda, pengajar, dan tenaga profesional di Indonesia dapat membuat video pendidikan berkualitas tentang berbagai topik seperti sains dan keuangan. Bersama Kok Bisa, salah satu duta YouTube Creators for Change, program ini akan memilih kreator dari angkatan pertama Akademi Edukreator untuk menerima pelatihan khusus guna meningkatkan mutu konten pendidikan mereka.