Sampah Elektronik Dunia Menggunung

PinkKorset.com – E-waste atau sampah elektronik dunia terus menggunung dalam lima tahun terakhir.

Global E-Waste Statistic Partnership (GESP), organisasi di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani sampah elektronik, merilis laporan yang menunjukkan sampah elektronik naik 21% dalam lima tahun terakhir.

Laporan edisi ketiga The Global E-Waste Monitor 2020 yang rilis Juni lalu menyebutkan jumlah sampah elektronik dunia pada 2019 mencapai 53,6 metrik ton, atau 7,3 kilogram per kapita. Angka ini naik 9,2 metrik ton dibandingkan 2014, atau naik 2,5 juta metrik ton per tahun.

Dari jumlah tersebut, Asia menjadi kontributor sampah elektronik terbanyak pada 2019, yakni 24,9 metrik ton, diikuti Amerika 13,1 metrik ton, Eropa 12 metrik ton, serta Afrika dan Oseania masing-masing 2,9 dan 0,7 metrik ton.

Kenaikan sampah elektronik dipicu tingginya tingkat konsumsi benda elektronik, dan usia pakai barang yang singkat dengan hanya sedikit perbaikan. Faktor ekonomi juga turut berperan, seperti urbanisasi, industrialisasi dan kenaikan pendapatan yang siap dibelanjakan atau disposable income.

Sayangnya, dari total sampah yang dihasilkan, hanya 9,3 juta metrik ton atau 17,4% sampah elektronik yang berhasil dikumpulkan dan didaur ulang. Sebanyak 44,3 metrik ton atau 82,6% sisanya, tidak terdokumentasi dan tidak jelas digunakan untuk apa.

Eropa menjadi wilayah yang paling banyak mengumpulkan dan mendaur ulang sampah elektronik dengan 42,5%, diikuti Asia 11,7%, dan Amerika 9,4%. Adapun Oseania melakukannya sebanyak 8,8% dan Afrika 0,9%.

Di negara maju, produk elektronik yang sudah tidak terpakai bisa diperbaiki dan digunakan kembali, umumnya dikirim sebagai barang rekondisi (refurbished) ke negara berpendapatan rendah hingga menengah, jumlahnya mencapai 7 hingga 20%.