Vaksin Sinovac Tiba di Tanah Air

PinkKorset.com – Harapan akan meredanya virus corona mulai muncul, dengan datangnya vaksin Sinovac asal China.  

Sebanyak 1,2 juta vaksin COVID-19 dari Sinovac tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu (6/12) pukul 21.25 WIB. Vaksin tersebut diangkut menggunakan kontainer bertuliskan ENVIROTAINER dengan kode RAP81179PC. Adapun Environtainer merupakan kontainter khusus dengan pengatur suhu untuk angkutan udara.

Presiden Joko Widodo memberi penjelasan bahwa vaksin yang baru tiba ini merupakan produksi Sinovac dengan jumlah sebanyak 1,2 juta dosis. “Saya ingin menyampaikan satu kabar baik, hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin COVID, vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung dari Agustus lalu,” kata Jokowi dalam siaran pers kemarin malam.

“Kita masih mengupayakan 1,8 juta dosis yang akan tiba awal Januari 2021. Selain vaksin dalam bentuk jadi, bulan ini akan tiba 15 juta dosis vaksin dan Januari 30 juta dosis dalam bentuk bahan baku yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma,” tambah Jokowi.

vaksin sinovac

Sinovac menamakan vaksin virus corona buatannya CoronaVac. Vaksin ini memakai versi non-infeksi dari virus corona untuk memicu respon imun.

Pada 17 November, hasil uji coba awal Sinovac yang terbit di The Lancet menyebutkan vaksin ini aman, tapi hanya menghasilkan respon imun yang moderat dengan tingkat antibodi tak lebih tinggi dari antibodi yang dihasilkan oleh pasien yang pulih dari COVID-19.

CoronaVac saat ini memasuki uji coba fase 3. Sinovac melakukan uji coba terhadap vaksin buatannya di Brasil, Indonesia, hingga Bangladesh.

Di Indonesia, uji klinis vaksin COVID-19 buatan Sinovac telah dimulai sejak Agustus lalu pada 1.620 sukarelawan yang dilakukan di 6 tempat.

Ketua Tim Uji Klinis Fase 3 untuk vaksin COVID-19, Prof. Kusnandi mengungkapkan bahwa berdasarkan data yang diperoleh pihaknya, uji vaksin Sinovac hingga saat ini bisa dikatakan aman.

Baca juga : Resmi, 6 Vaksin COVID-19 untuk Indonesia

“Keamanan (vaksin) sementara dapat dikatakan aman. Karena tidak terjadi hal-hal yang merugikan pada subjek,” ungkap Prof Kusnandi dalam konferensi pers yang digelar usai diskusi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan peneliti uji klinis vaksin Sinovac serta Litbangkes Kementerian Kesehatan saat mengunjungi Bio Farma, Kamis (26/11/2020).

Menurut Prof. Kusnadi, efek samping ringan hanya terjadi pada sebagian kecil sukarelawan yang mengikuti uji klinik vaksin. Efek samping yang dilaporkan adalah pusing, pilek dan gejala ringan lainnya. “Tetapi dalam dua hari itu hilang dan itu hanya terjadi pada 2 persen (peserta uji klinik vaksin),” ujarnya.

Sementara itu, Rahman Roestan sebagai Direktur Operasi Bio Farma mengatakan masih menunggu data hasil uji klinis vaksin COVID-19 dapat terkumpul keseluruhan. “Tentu agar dapat kita rangkum dan dilaporkan ke BPOM untuk mendapatkan izin penggunaan (vaksin COVID-19 Sinovac),” katanya.