Wajah Baru Bandara Pascapandemi

PinkKorset.com – Menurut para pakar, bandar udara (bandara) akan memiliki wajah baru pascapandemi Covid-19. Seperti apa?

Sebelum Covid-19 melumpuhkan transportasi udara, pengalaman di bandara menjadi salah satu hal yang ikut dijual. Mulai kios check-in mandiri, mesin pemeriksa paspor, terminal yang padat bak pasar, ritel yang menggetok harga selangit, hingga tempat makan dan bersantai.

Kini dengan peningkatan semua standar kesehatan, bepergian ke bandara bisa menjadi hal yang sulit dan ribet. Belum lagi jika perbatasan sepenuhnya dibuka dan volume bandara kembali ke masa-masa sebelum pandemi.

Seperti US Travel Association yang mengeluarkan panduan sanitasi dan higienitas baru bagi maskapai, hotel, dan operator lain untuk bepergian di era new normal. Di Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta memiliki banyak aturan sebelum diizinkan naik pesawat, hingga tombol lift yang bisa ditekan dengan kaki.

“Screening kesehatan akan semakin banyak dan mengubah proses bepergian lewat bandara. Misalnya membatasi jumlah orang, memperbanyak opsi self-service, dan prinsip social distancing yang akan diterapkan,” kata John Grant, analis senior di OAG, firma data dan analitik Inggris.

Sementara Terence Young, Principal & Regional Aviation Leader di firma arsitektur Gensler menyatakan, kebersihan dan komunikasi menjadi kunci yang penting. “Penumpang butuh diyakinkan bahwa bandara, mulai dari pintu hingga kursi pesawat, adalah tempat yang aman.”

Maskapai pun melakukan beberapa penyesuaian. Maskapai Delta dari AS kini menyarankan penumpang untuk melakukan check-in via online atau aplikasinya, alih-alih di bandara. Adapun di Indonesia, maskapai masih menggodok rencana new normal masing-masing.

Keterbatasan Bandara 

Pertanyaan sebenarnya adalah, apakah social/physical distancing masih bisa dilakukan? Gary Leff yang penulis blog ‘View from the Wing’ agak pesimistis. Katanya, jangan berharap aturan yang satu ini bisa diterapkan dalam waktu semalam.

“Banyak bandara yang tidak didesain untuk kebutuhan jaman sekarang, jadi solusi mereka hanya bersifat sementara. Ini masalah higienitas yang harus diubah, berkat terjadinya pandemi Covid-19 ini,” paparnya.

Lihat saja Bandara Soekarno-Hatta yang sempat membludak ketika penerbangan kembali dibuka 7 Mei lalu. Jauh di London, Bandara Heathrow di London pun sudah mengeluh takkan bisa melakukan distancing apapun di gedung yang mereka gunakan saat ini.

Ironisnya, masalah ini sebenarnya juga tanggung jawab para penumpang yang ingin bepergian dengan aman dan nyaman, sebagaimana diucapkan Joe Schwieterman, pakar transportasi sekaligus pengajar di DePaul University, Chicago, AS.

“Mereka tiba lebih awal lagi karena tak mau berada di antrean panjang. Bagi pengelola bandara, ini bisa berantakan serta butuh banyak proses trial and error,” ujar sang profesor. Solusi sementaranya adalah memasang pembatas lebih banyak lagi.

Pemerintah di seluruh dunia kini mengatur new normal seperti apa yang bisa diterapkan di bandara. Tentunya, setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda meskipun ada beberapa hal yang sama. Yang pasti, Anda pun harus menjadi penumpang yang bertanggung jawab.

 

Sumber: Travelandleisure