Agoda Ungkap Kekhawatiran Dampak Pariwisata

PinkKorset.com – Menandai Hari Lingkungan Dunia 2021 pada 5 Juni ini, Agoda merilis survei Tren Wisata Keberlanjutan.

Survei tersebut mengungkapkan tiga hal yang menjadi kekhawatiran utama sebagai dampak pariwisata.

Pertama adalah pariwisata yang berlebihan (overtourism), lalu pencemaran pantai dan jalan air atau waterway. Ketiga adalah deforestasi dan pemborosan energi (termasuk pemakaian listrik/air yang berlebihan).

Survei ini dilakukan YouGov Singapore pada tanggal 10 Mei-28 Mei 2021 secara online terhadap 18.327 orang dewasa dari 14 negara, seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan, Singapura, Thailand, China, Jepang, Inggris (UK), Australia hingga Amerika.

Dalam survei itu juga diungkapkan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menjadikan wisata lebih berkelanjutan.

Sebagian besar responden memilih perjalanan ramah lingkungan (eco-friendly) dan berkelanjutan untuk menjadikan wisata mereka lebih bertanggung jawab. Kemudian membatasi penggunaan produk plastik sekali pakai, selain memberikan insentif finansial kepada penyedia jasa akomodasi yang memaksimalkan penghematan energi.

Langkah selanjutnya adalah membuat lebih banyak kawasan terlindungi (protected areas) untuk membatasi jumlah pengunjung, kemudian tidak menggunakan perlengkapan mandi sekali pakai saat di akomodasi tujuan wisata.

Solusi penghematan energi lain seperti kartu kunci, atau sensor gerak, menggunakan produk pembersih natural adalah praktik penting lainnya. Menariknya, membeli produk lokal, menggunakan kembali seprei atau handuk selama liburan, dan mengunjungi lokasi terpencil adalah tiga terbawah dari 10 langkah yang dikaitkan dengan wisata berkelanjutan.

John Brown, CEO Agoda mengatakan, dari Survei Tren Wisata Berkelanjutan Agoda terlihat bahwa pesan-pesan seperti melakukan langkah sederhana mematikan lampu dan AC saat meninggalkan ruangan atau mengurangi sampah dengan meminimalkan penggunaan plastik sekali pakai, diterima oleh masyarakat di seluruh dunia.

“Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan dari masyarakat umum antusias menjalankan peran mereka, dengan secara aktif bertekad untuk memilih penginapan yang ramah lingkungan atau membuat keputusan yang lebih cerdas dengan memperhatikan aspek lingkungan saat bepergian atau berwisata,” ujarnya.

Menanggapi kekhawatiran mengenai overtourism, John Brown mengatakan cara termudahnya adalah dengan mengunjungi destinasi yang jarang dikunjungi. Setahun belakangan ini, Agoda melihat ada peralihan pada pola perjalanan karena hanya dibatasi pada wisata domestik, dengan mengeksplorasi tempat-tempat yang tidak begitu dikenal.

“Jika dikelola dengan baik, hal ini tak hanya membantu pengusaha hotel independen dan penyedia akomodasi yang mengandalkan dolar dari wisatawan, namun juga bisa mengurangi beban lingkungan hidup pada area-area yang terlalu padat pengunjung.”

Ditambahkan lagi, “Sebagai sebuah industri, kami harus terus menemukan cara untuk membantu setiap orang meraih target tersebut, baik dengan memudahkan pencarian dan menemukan properti yang berkelanjutan di Agoda atau mendukung dan mendorong lebih banyak mitra untuk menggunakan kartu kunci untuk daya, memanfaatkan sumber energi terbarukan atau menawarkan pilihan yang bisa menyeimbangkan karbon untuk produk-produk wisata,” ujarnya.