Bagaimana Membuat Gorengan Tetap Bergizi? [google]

Bagaimana Membuat Gorengan Tetap Bergizi?

PinkKorset.com, Jakarta – Tidak dapat dipungkiri gorengan miskin gizi akibat pemasakan suhu tinggi. Tetapi Anda bisa menyiasatinya dengan cara ini.

Umumnya suhu menggoreng mencapai 160 derajat Celsius sehingga menurunkan kadar protein, vitamin dan mineral berkisar 5-40% terutama kalsium, yodium, seng, selenium serta zat besi. Inilah mengapa gorengan miskin gizi karena pemanasan suhu tinggi. Namun gorengan tetap bernutrisi tinggi jika Anda menyiasatinya dengan cara berikut ini.

Minyak goreng

[Minyak kelapa]

Minyak kelapa sawit termasuk minyak goreng yang paling banyak digunakan karena murah, stabil untuk menggoreng dan tidak memengaruhi rasa makanan. Namun, menurut dokter spesialis nutrisi dan kecantikan DR med. Dr Maya Surjadjaja, M Gizi, SpGK, IAAF, minyak kelapa lebih baik ketimbang minyak kelapa sawit karena lebih tahan panas.

“Setelah 8 jam minyak kelapa dipanaskan pada suhu 120 derajat Celsius hasilnya masih bagus,” katanya dalam peluncuran Sasa Tepung Bumbu Bervitamin, Sasa Platinum Care+ di Jakarta, Rabu (27/1/2021).

Namun bukan berarti minyak goreng boleh digunakan berulang kali. Ia menuturkan, minyak goreng yang dipanaskan berkali-kali menghasilkan lemak trans sebagai pemicu kanker.

Bahan makanan

[Aneka bahan makanan]

Hampir semua gorengan menghasilkan rasa dan aroma yang lezat. Ini disebabkan reaksi maillard yakni reaksi gula dan asam amino terhadap panas sehingga warna makanan kecoklatan serta beraroma khas. Namun suhu tinggi goreng menurunkan kadar gizi bahan makanan. Dr. Maya menyarankan menggoreng ayam karena penyusutan protein dan penyerapan minyak sedikit ketimbang bahan makanan lain.

Hal ini selaras dengan data penelitian Media Litbangkes Vol. 25 No. 4 Desember 2015 yang menemukan penurunan kadar protein tertinggi terjadi pada ikan kembung (5,24%), tahu (3,99%), tempe (3,16%) dan terendah ayam potong (2,97%). Begitu pula temuan penyerapan minyak tertinggi pada tempe (17,26%), tahu 8,87%), ikan kembung (6,54%) dan terendah ayam potong (1,08%).

Meskipun sayuran tinggi vitamin dan mineral, Dr. Maya justru tidak menyarankan digoreng karena banyak menyerap minyak. Selain itu, makanan lainnya juga menyerap minyak lebih banyak jika digoreng berulang kali.

Tepung fortifikasi

[Sasa Tepung Bumbu Bervitamin]

Selain memilih minyak goreng dan bahan makanan, Anda juga bisa menyiasati kehilangan zat gizi akibat proses goreng dengan tepung bumbu yang ditambahkan (fortifikasi) vitamin dan mineral. Misalnya saja Sasa Tepung Bumbu bervitamin berlabel Sasa Platinum Care+ yang terfortifikasi zat besi, zink, vitamin B2 dan B9 serta serat pangan.

Head of R&D PT Sasa Inti, Susi Purnama menjelaskan, inovasi Sasa Tepung Bumbu bervitamin ini melalui proses panjang selama 2 tahun dalam menemukan formulasi tepung fortifikasi yang tepat.

“Kami menambahkan vitamin dan mineral terenkapsulasi sehingga sedikit mengalami kerusakan saat digoreng,” ujarnya.

Ia menambahkan, hadirnya Sasa Tepung Bumbu bervitamin ssejalan dengan visi Indonesia 2045 yang menekankan pentingnya kualitas SDM, kondisi yang berkaitan erat dengan asupan gizi setiap individu.

“Kedepan PT Sasa Inti akan menambahkan vitamin dan mineral di setiap produk-produknya,” pungkasnya.