Nadya Hutagalung

“Tiba-tiba Tim mendekati kami dan berhenti hanya berjarak satu meter dari mobil yang saya tumpangi. Tim hanya diam dan menatap kami selama tiga menit. Dalam hati saya ngomong ‘don’t panic’ padahal sebenarnya sudah gemetaran.”

Kenya: Saksi Cinta Keduanya

Dengan penuh semangat Nadya Hutagalung menceritakan pengalaman jatuh cintanya di Kenya, tepatnya di Taman Nasional Amboseli.

Ya. Di sebuah penampungan gajah di kawasan Afrika Timur, Nadya bertemu dengan Tim untuk pertama kalinya. “He is so amazing,” ujar Nadya sambil mengenang pertemuannya.

Tim adalah seekor gajah jantan yang mengagumkan sekaligus terbesar dalam kawanannya. Kekaguman pada gajah Afrika tersebut, membuat Nadya sempat merasa kehilangan, ketika beberapa hari kemudian ia tidak bisa menemukan Tim saat kembali ke tempat penampungan.

Tanpa pikir panjang, model internasional berdarah Batak ini pun berinisiatif mengelilingi taman nasional menggunakan mobil untuk mencari Tim.

Ketika akhirnya menemukan Tim yang sedang berada dalam kawanan, Nadya merasakan pengalaman yang tak akan terlupa seumur hidup. Saat itu, Tim mendekati mobilnya hingga hanya berjarak satu meter dan diam sambil menatap selama tiga menit. Nadya berusaha tidak panik, meski ia merasa sangat gemetar.

Meski Tim akhirnya berbalik meninggalkan mobilnya, Nadya merasakan hal yang luar biasa betatapan dengan Tim selama tiga menit. “Rasanya seperti Tim mengajak berkomunikasi. Saya merasa memiliki hubungan yang kuat dengannya,” katanya.

Satu bulan menetap di Kenya, membuat perempuan kelahiran Sydney, 28 Juli 1974 ini menjadi dekat dengan alam liar. Nadya pun mulai memahami bahwa populasi gajah Afrika semakin menipis akibat perburuan liar. Diperkirakan, setiap hari, Afrika kehilangan 100 ekor gajah yang dibunuh untuk diambil gadingnya. Tidak hanya pejantan, gajah betina juga dibantai.

“Kadang enggak sampai gajahnya mati. Wajah gajah langsung dipotong gitu saja untuk mendapatkan gadingnya. Itu kejam,” katanya.

Mantan VJ MTV ini juga mengecam orang-orang yang mengenakan perhiasan dari gading gajah. Baginya, perhiasaan yang diperoleh dari membunuh hewan tersebut, bukan sesuatu yang keren. “Kenapa sih ada yang merasa cantik ketika memakai perhiasan gading. Itu enggak cantik sama sekali,” ujarnya

Prihatin terhadap kelangsungan hidup hewan berbelalai tersebut, Nadya bersama sahabatnya, Dr. Tammie Matson pun melakukan aksi nyata mencegah kepunahan populasi gajah, dalam kampanye Let Elephants be Elephants (LEBE).

Sebagai Elephant Warrior dari WWF, kesibukan Nadya sebenarnya tidak melulu soal gajah. Sebagai salah satu wajah paling dikenal di Asia, ia juga mengabdikan diri untuk advokasi lingkungan.

Saat ini Nadya sedang membangun sebuah rumah hijau dan menjadi duta World Wildlife Funds Earth Hour lima tahun terakhir di Singapura, mendukung gerakan hijau untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua.

Nadya juga menjadi co-founder dari sebuah website bernama greenkampong.com yang memuat informasi dan gerakan untuk peduli terhadap lingkungan dan belakangan menjadi dewan sekolah Green School di Bali, yang baru saja dianugerahi ‘Greenest School On Earth’ oleh US Green Building Council.

Perempuan yang hobi melukis dan memasak ini mengaku, kecintaannya terhadap lingkungan terinspirasi dari ibunya yang mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan.

“Ibu saya dulu menanam sayuran sendiri dan membuat kompos sendiri. Akhirnya saya ikuti. Setelah mulai populer melalui MTV, saya merasa memiliki platform untuk mengajak dan menginspirasi orang lain,” katanya.

Karyanya memperjuangkan konservasi tidak sia-sia. Ia dinominasikan untuk “The International Green Awards: Most Responsible International Celebrity 2012” bersama konservasi lingkungan lain seperti George Clooney, Penelope Cruz dan Vivienne Westwood.

Selain aktivis lingkungan, Nadya juga berbakat sebagai desainer perhiasan ekosentris. Gayanya yang kreatif dan berkelas, membuatnya mendirikan perusahaan perhiasan bernama OSEL, yang dalam bahasa Tibet berarti Cahaya Terang.

Lahir dari ibu Australia dan ayah Indonesia, Nadya mengawali karir model di Jepang pada usia 12 tahun. Penampilan yang khas dan kepribadian dinamis, berhasil membawanya sebagai salah satu VJ pelopor MTV Asia, dengan menghibur lebih dari 70 juta keluarga di seluruh Asia.

Nadya menikah dengan Desmond Koh di Uma Ubud,Bali pada 16 Desember 2006 yang kini telah mempunyai anak bernama Nyla yang dilahirkan pada Maret 2008. Sebelumnya ia telah mempunyai 2 anak laki-laki yang masing-masing bernama Tyrone (1994) dan Fynn (2003) dari pernikahannya dulu.

Sebagai ibu tiga anak, juri dan host dalam acara bergengsi, Asia’s Next Top Model, Nadya pun harus menjaga kebugaran tubuhnya. Menurut Nadya, untuk mendapatkan fisik yang baik, ia rutin mengkonsumsi makanan sehat. “Jadi, setiap hari saya minum green jus yang 80 % sayuran. Kalau bisa sayurannya itu organik supaya pengawet tidak terlalu banyak,”

Ia juga sudah terbiasa melakukan olahraga kardio, yaitu jalan kaki setiap malam. Sekali jalan kaki biasanya bisa menempuh minimal tiga kilometer. Suasana malam hari di Singapura membuatnya mampu menikmati olahraga tanpa gangguan bising suara kendaraan. Selain dapat memperoleh udara jauh lebih bersih.

Nadya juga menyarankan tidak melupakan perawatan dari dalam. Salah satunya selalu berusaha senang.”Anda semua bisa melihat ada kerutan pada wajah saya? Kalau kita tidak happy yang berasal dari dalam, ya tetap terlihat tidak bagus,” katanya.

NAMA Nadya Hutagalung
LAHIR Sydney,28 Juli 1974
PROFESI model, pembawa acara TV, aktivis lingkungan, desainer perhiasan ekosentris
ALMAMATER