Asam Manis Bisnis Thomas Djorghi

PinkKorset.com, Jakarta – Lama tidak terlihat di layar kaca, Thomas Djorghi ternyata sibuk mengecap asam manis bisnis kuliner.

Kakak kandung Sultan Djorghi dan Marcello Djorghi ini kini tengah menekuni bisnis makanan khas Palembang, yakni pempek.

Menyandang nama Pempek Tanliz, produknya ini dianggapnya memiliki keunggulan tersendiri. Terutama karena saus yang digunakan adalah saus Bangka.

“Orang-orang langsung menoleh karena pempek dengan saus Bangka masih jarang di Jakarta,” ujarnya kepada PinkKorset.com di Jakarta baru-baru ini.

Menurut laki-laki kelahiran Jakarta, 12 Juni 1969 ini, keunikan saus Bangka terletak pada rasanya yang khas. “Tauco dan bawang putihnya terasa banget dan kental,” katanya.

pempek-thomas-djorghi

Thomas menuturkan, pertama kali ia mengenalkan pempeknya, dengan membagikan tester ke teman-teman dekatnya. Tak disangka, peminatnya banyak. Bisnis yang dijalankan bersama rekannya, Rizky Tanliz  sejak empat tahun lalu ini pun akhirnya berkembang pesat.

“Waktu awal usaha cuma produksi 10 pack untuk tester ke temen-temen. Dari situ produksi bertambah jadi 30-50 pack per hari. Sekarang setiap produksi butuh lebih dari 100 kilo daging ikan tenggiri,” tuturnya.

Pempek miliknya dikemas dalam beberapa paket. Seperti paket 12 (4 adaan, 4 lenjer, 4 kapal selam, saus cuko dan Bangka), lalu paket 6 (2 adaan, 2 kapal selam, 2 lenjer dan saus) serta paket 3 (1 adaan, 1 lenjer, satu kapal selam dan saus). Harga yang dipatok berkisar antara Rp 80 ribu – Rp 130 ribu.

Menjaga kualitas adalah salah satu kunci suksesnya. “Penggunaan ikan lebih banyak dari tepung. Jadi lebih lembut, lebih terasa dan enggak ngendal di mulut. Yang penting jangan menurunkan kualitas, meskipun mempertahankan kualitas itu berat banget,” ucap laki-laki yang mengawali karier menjadi model sampul majalah Remaja 30 tahun silam.

Rupanya Thomas hingga saat ini masih terjun langsung di dapur. “Saya owner sekaligus bagian promosi. Kalau saya ada waktu saya menggoreng pempek. Tapi dijalankan bersama-sama,” katanya.

Kendala kerap dijumpai ketika Thomas mendapat tawaran manggung di luar negeri. “Kalau saya ada ada show di Malaysia atau negara lainnya, kita break produksi pempeknya. Kalau ada konsumen pesan, kami minta di-pending sampai minggu depan misalnya,” katanya lagi.

Sejak awal usaha ini didirikan, Thomas memilih memasarkan produknya hanya melalui media sosial seperti Twitter dan Instagram.Saat ini pempek miliknya sudah dijual ke seluruh Indonesia bahkan ke luar negeri seperti Amerika Serikat (Los Angeles dan San Francisco), Singapura dan Thailand.

Thomas mengingatkan dalam berbisnis harus diniatkan dan jangan mudah putus asa. “Bisnis itu jangan bilang iseng-iseng, kecil-kecilan dan coba-coba. Karena usaha kita hanya sebatas itu. ucapan adalah doa,” ujar Thomas yang juga menjalankan bisnis hotel bernama The Grey Boutique Inn di Seminyak, Kuta, Bali.