Santapan Serba Keju Ala Aline Adita [tribun]

Santapan Serba Keju Ala Aline Adita

PinkKorset.com, Jakarta – Bermula dari sekedar iseng, Aline kini mulai seriuskan usahanya dengan mendirikan dapur utama dan badan hukum CV.

Aline Adita atau yang dahulu dikenal dengan nama Aline Tumbuan, saat ini disibukkan dengan bisnis makanan online. Juragan Juragan adalah nama usaha kuliner serba keju yang ia jalankan bersama sahabatnya, Vita.

Kesamaan hobi masak dan kecintaan pada keju menjadi motivasi awal bisnis ini.

“Dulu mulainya bulan Juli 2011, saat aku menyetir satu mobil dengan sahabatku tercetus ide bikin masakan. Lalu kita jajaki ke teman-teman dan responnya bagus,” ujar Aline Adita kepada PinkKorset.com beberapa waktu lalu.

Perempuan bernama lengkap Caroline Ingrid Adita menjual macaroni and cheese sebagai produk pertamanya.

Menurut perempuan yang pernah dinobatkan menjadi 100 perempuan terseksi dunia tahun 2006 versi majalah For Him Magazine ini, mac & cheese yang dijual di Indonesia tidak selezat aslinya.

Ia pun berburu resep macaroni and cheese yang lezat. “Kita membuat mac & cheese tidak memakai artificial cheese tapi real mozzarella yang mahal. Makanya harga juga bersaing,” tambahnya.

mac-n-cheese,-aline-adita

Untuk macaroni and cheese, Aline menjualnya dalam beberapa ukuran dan harga. Ukuran kecil perbuah Rp 35 ribu (minimal pembelian 3 buah), ukuran sedang Rp 225 ribu dan besar Rp 330 ribu.

Aline mengakui modal awal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. “Modal usaha Juragan Juragan ini enggak sampai 10 juta. Kan produksi di dapur rumah, paling beli stove, packaging dan lainnya,” ujarnya.

Semua kegiatan masak-memasak pun dilakukan di dapur sendiri, “Awalnya 100% kita terjun ke dapur. Kalau masak numpang di salah satu rumah kita. Semua berkewajiban datang, ngecek dan lain-lain,” kata perempuan kelahiran Jakarta, 17 Juli 1980 ini.

Selain macaroni and cheese, Aline juga menjual ragam makanan lain seperti penne carbonara, blueberry cheesecake mousse dan baked potato tuna.

“Dulu sebulan bisa 200-300 pcs campur semua produk. Buat kita cukup banyak karena masak cuma berdua,” ucapnya.

menu,-aline-aditaSedangkan saat Lebaran dan Natal, tersedia pula aneka kue kering sebagai parsel maupun hantaran.  Harga seluruh produk yang ditawarkan berkisar antara Rp 35 ribu – Rp 500 ribu.

Meskipun diakui Aline, usahanya kala itu belum serius, tapi pendapatan yang diraih cukup besar. “Kalo iseng-iseng, dulu profit gross-nya bisa 30 juta sebulan,” ujarnya. Saat itu mereka tidak berani promo terlalu sering karena kewalahan tidak bisa memenuhi pesanan.

Aline gencar menekuni bisnis makanan online selama 1,5 tahun. Namun, ia terpaksa menghentikan bisnisnya ini selama dua tahun karena kesibukan lain.

Kembali berbisnis

Ingin kembali ke masa gemilang tersebut, awal 2015 ini, Aline tergerak untuk seriuskan bisnis ini. “Nah baru awal tahun ini, saya dan Vita promokan lagi. Bikin high level lah, sekarang lagi bikin central kitchen,” ucapnya.

Perempuan yang dinobatkan menjadi salah satu dari 100 perempuan terseksi di dunia tahun 2006 versi majalah For Him Magazine ini mengaku promosi yang dijalankan hanya melalui media sosial.

“Kami awalnya jualan lewat Twitter karena dulu Instagram dan Facebook belum populer,” katanya.

Distribusi produk-produknya sudah meliputi Jabodetabek dan beberapa kota besar di Indonesia. Samarinda adalah kota paling jauh yang pernah dilayani olehnya.

“Kita sempat khawatir karena perjalanan bisa 2-3 hari dan berisiko basi. Sementara makanan kita enggak pakai pengawet. Lalu kita masak dengan hati-hati dan dibekukan produknya. Akhirnya berhasil dan dia repeat order,” kenang Aline.

Menurut Aline, usaha makanan melalui online cukup menjanjikan. “Orang Indonesia senang makan, dikasih apa saja senang, asalkan enak,” ujar Aline memberikan kiat sukses.

Rencana selanjutnya, Aline akan membuat line makanan sehat untuk memperluas pangsa pasar. Ia pun sedang dalam proses mendirikan CV untuk usahanya.

“Saya antisipasi mengenai pajak online yang akan diberlakukan pemerintah. Saya ambil langkah duluan dari pada nanti dikejar-kejar. Kalau usaha ini semakin berkembang akan dijadikan PT,” ucap perempuan yang memulai karir sebagai peragawati sejak 1995.

Ini bukanlah bisnis kuliner pertama Aline. Sebelum menekuni bisnis Juragan Juragan, Aline pernah menjalankan bisnis restoran Thailand-Vietnam bernama Resto Newspaper di Paris Van Java Bandung pada akhir 2006.

Namun ia terpaksa menghentikan restorannya karena mengalami kerugian. Hal ini menjadi pengalaman pahit yang berharga baginya.

“Restoran rugi terus padahal rame terus. Karena jarang ngecek jadi banyak yang hilang. Di dapur itu paling gampang dicolong. Keuntungan menurun dan kualitas produk juga berpengaruh,” ucap Aline bercerita pengalamannya.

Berbekal dari pengalaman usaha sebelumnya, kini ia terjun langsung ke dapur dan lebih selektif memilih karyawan.