2018, Puncak Produksi Gas Nasional

PinkKorset.com, Jakarta – Pemerintah memprediksi puncak produksi gas nasional terjadi pada 2018, dengan produksi sebesar 10 ribu MMSCFD.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengatakan, capaian itu didorong sejumlah proyek gas baru seperti di Masela, Tangguh Expansion, dan Natuna.

Cadangan gas di Lapangan Masela, yang mencapai 9,18 TCF dengan total investasi US$4,99 miliar, diperkirakan akan berproduksi pada kuartal kedua 2018. Lalu lapangan Tangguh Train 3, dengan cadangan gas 8,09 TCF dan investasi  US$12 miliar akan berproduksi pada akhir 2018.

Kemudian Lapangan Donggi Senoro akan berproduksi 2015. Cadangannya mencapai 2,8 TCF dan total investasi US$1,7 juta. Serta lapangan Natuna D Alpha dengan cadangan gas 46 TCF dan investasi US$41 miliar, akan berproduksi 10 tahun setelah pengembangan.

Menurut Edy, meskipun ada penambahan produksi dari lapangan-lapangan baru tersebut, pada 2020 lapangan tersebut akan mengalami penurunan alamiah, dan itu tidak bisa ditahan. Akibatnya, kebutuhan gas domestik pada 2020 sulit terpenuhi.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah menghimbau para pelaku usaha pertambangan migas melakukan pencarian cadangan gas baru, dengan melakukan eksplorasi di cekungan-cekungan hidrokarbon baru yang belum pernah dieksplorasi sebelumnya.

“Selain melakukan pembatasan dalam berkomitmen dengan pihak luar untuk mengekspor gas bumi kita,” ujar Edy di Jakarta, Rabu (20/11/2013).

Saat ini, cadangan gas bumi Indonesia saat ini mencapai 150,39 TSCF. Sedangkan cadangan gas non konvensional seperti CBM sebesar 453,3 TCF.

Sebagaimana diketahui, selama lima tahun terakhir, gas bumi telah berkembang menjadi komoditas yang sangat penting, yakni sumber energi primer dan bahan baku. Pada 2001, pemanfaatan gas bumi untuk industri hanya 1.279 MMSCFD. Pada 2013, pemanfaatannya melonjak menjadi 2.249 MMSCFD.