Kanker Kolon di Asia Pasifik Meningkat Pesat [massey]

Kanker Kolon di Asia Pasifik Meningkat Pesat

PinkKorset.com, Jakarta – Pasien kanker usus besar di Asia Pasifik melonjak 2-4 kali lipat. Gaya hidup tidak sehat dan gen menjadi faktor utama risiko.

Kasus kanker kolon (usus besar) sering dijumpai di Amerika dan Eropa. Kini, penyakit ini sudah berkembang pesat di wilayah Asia Pasifik.

Professor & Consultant Internist-Gastro Entero Hepatologist, Prof. dr. L. A. Lesmana, PhD, Sp.PD, KGEH, FACP, FACG, FINASIM mengatakan, kasus kanker usus besar di Asia Pasifik meningkat.

“Jumlahnya meningkat pesat, 2-4 kali lipat. Paling tinggi di Singapura, menyusul Malaysia, Hong Kong, Taiwan,” katanya saat media gathering MRCCC Siloam Hospitals di Jakarta, Senin (7/12/2015).

Pasien kanker kolon menempati peringkat ke-10 dengan jumlah 5,75 kasus per tahun.

Gejala kanker kolon dapat dirasakan bila terjadi perdarahan setelah buang air besar (BAB), diare atau sembelit lebih dari beberapa minggu, ukuran tinja konsisten lebih kecil dari biasanya, BAB tidak tuntas, penurunan beart badan dan kelelahan tanpa sebab jelas.

Sampai saat ini, penyebab kanker usus besar tidak diketahui. Namun, gaya hidup tidak sehat dan gen menjadi faktor utama risiko kanker kolon.

“Kurang asupan serat, terlalu banyak makan daging merah (sapi, kambing, babi, dll), obesitas dan keturunan (gen) meningkatkan risiko kanker kolon,” katanya.

Tak hanya itu, Anda juga berisiko kanker kolon bila berusia diatas 50 tahun, memiliki riwayat radang usus (colitis ulserativa atau crohn), riwayat kanker di bagian tubuh lain, riwayat penyakit di uterus, ovarium, payudara, kanker usus kecil dan polip kolorektal.

Lebih lanjut, Prof. Lesmana mengatakan, risiko kanker kolon bisa ditekan dengan makan banyak sayur, buah, membatasi konsumsi daging merah, berolahraga, tidak merokok, batasi minum alkohol, konsumsi suplemen vitamin D dan menjaga berat badan ideal.

“Cegah obesitas. Segala penyakit kanker bermula dari berat badan berlebih,” pungkasnya.