Ketahui Hal-Hal Ini Melalui Buang Angin [tenohio]

Ketahui Hal-Hal Ini Melalui Buang Angin

PinkKorset.com – Buang angin bisa menjadi indikator kesehatan. Tak ada salahnya buang angin lebih dari 20 kali dalam sehari. Tapi jika lebih, mungkin ada yang salah dengan tubuh Anda.

Buang angin alias flatulensi adalah keluarnya gas dari dalam perut, terutama dari usus besar atau kolon, melalui anus. Kandungan gas tersebut biasanya nitrogen, oksigen, metan yang diproduksi bakteri atau kuman, karbondioksida, hidrogen, dan lain-lain. Jika ada bau menyengat, itu diakibatkan kandungan bergugus indol atau hidrosulfida (S-H) yang tercium. Terjadi proses fermentasi yang menghasilkan gas busuk dengan gelembung yang lebih kecil, jangan, dan jenuh produk metabolisme oleh bakteri. Maka dari itu, buang angin yang busuk biasanya bersuhu hangat dan tidak bersuara.

Banyak gas yang diproduksi dalam sehari dengan rata-rata setengah liter setiap 14 kali buang angin. Sehari buang angin 10-20 kali termasuk normal dan sehat karena menandakan sistem pencernaan khususnya gerak peristaltik usus yang mendorong gas tersebut keluar menuju anus berjalan dengan normal. Tapi jika berlebih, mungkin ada masalah dengan sistem pencernaan Anda. Berikut beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya.

Terlalu Sering Makan Brokoli

Selain brokoli, bisa juga kacang-kacangan, kol, kembang kol, dan lain sejenisnya. Semua makanan sehat yang mengandung serat akan membuat sistem pencernaan terus aktif. Hal itu membantu mengatur kadar gula darah dan kolesterol dalam tubuh sekaligus menjaga agar berat badan. Buang angin menjadi efek samping yang tidak bisa dihindari karena perut dan usus kecil tidak dapat menyerap sebagian karbohidrat (gula, pati dan serat) dalam makanan yang kita konsumsi. Brokoli dan kacang-kacangan kaya akan jenis karbohidrat yang disebut sebagai rafinosa.

“Ketika gula yang tidak dapat dicerna seperti rafinosa mencapai usus besar, bakteri yang menghuni usus besar akan mengonsumsinya dan menghasilkan gas sebagai produk sampingan,” terang Dr. Rebekah Gross, pakar gastroenterologi di Joan H. Tisch Center for Women’s Health di NYU Langone Medical Center.

Makan Terlalu Cepat

Apapun jenis makanannya, setiap makan atau minum kita juga menghirup udara. Semakin cepat makan atau minum, semakin banyak udara yang terhirup. Bersendawa biasanya cara tubuh mengeluarkan udara dari dalam perut. Tapi udara yang masih tersisa dalam tubuh biasanya akan masuk ke saluran pencernaaan bagian bawah dan akibatnya, sering buang angin. Anda juga dapat menghirup terlalu banyak udara saat mengunyah permen karet atau minum dengan sedotan.

Bakteri Dalam Usus Tidak Seimbang

Bayangkan saluran pencernaan sebagai satu tabung yang panjang. Makanan masuk dari atas dan otot berkontraksi untuk mendorongnya ke bawah. “Biasanya, usus kecil akan berkontraksi untuk membawa makanan ke dalam usus besar,” kata Dr. Gross. Tetapi kadang obat-obatan, infeksi, penyakit dan kondisi medis tertentu seperti diabetes atau penyakit saraf, hingga komplikasi dari operasi medis dapat mengganggu “proses” ini. Sebab itulah banyak bakteri yang hinggap di usus kecil dan tumbuh, menghasilkan gas ekstra dari dalam perut.

Sindrom Iritasi Usus Besar

Sindrom iritasi usus besar adalah penyakit kronis yang memengaruhi usus besar. Pada kondisi ini, kontraksi otot usus yang membuat makanan bergerak dari perut ke anus mungkin akan menjadi lebih kuat atau berlangsung lebih lama. Sehingga penderitanya lebih banyak buang angin, kembung, dan diare. Bisa pula kontraksi otot usus menjadi lebih lemah dari biasanya dan memperlambat pencernaan hingga mencapai titik sembelit. Saraf di usus mungkin juga menjadi ekstra sensitif terhadap peregangan dan distensi yang disebabkan gas di usus, tambah Dr. Gross. Sehingga Anda akan merasa sakit atau tidak nyaman. Dalam banyak kasus, perubahan pola makan dan gaya hidup dapat menyembuhkan penyakit ini. “Olahraga, misalnya, sangat penting bagi orang yang menderita iritasi usus besar karena dapat membantu mengeluarkan gas dari dalam tubuh,” lanjutnya. Selain itu, mengikuti diet tertentu juga dapat membantu.

Minum Susu

Begitu juga mengonsumsi yogurt, keju dan produk-produk olahan susu lainnya. Penyebabnya adalah enzim bernama laktase. Enzim ini diproduksi di usus kecil dan bertanggung jawab untuk memecah laktosa atau gula yang ditemukan dalam susu, menjadi bentuk yang lebih sederhana agar bisa diserap tubuh. Tingkat laktase yang rendah akan membuat laktosa langsung masuk ke dalam usus besar tanpa tercerna. Lalu setelah laktosa terpecah oleh bakteri, di situlah masalah buang angin Anda dimulai. Kasus dimana orang memiliki intoleransi terhadap laktosa sangatlah umum, menurut Dr. Gross. Biasanya kondisi ini muncul pada masa dewasa, ketika produksi laktase menurun dengan drastis.

Sensitif Terhadap Gluten

Jika Anda mengidap penyakit celiac, maka mengonsumsi makanan yang mengandung gluten seperti roti akan memicu respon imun tubuh. Reaksi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan usus dan mempengaruhi kemampuannya menyerap nutrisi. Akibatnya, seseorang pun menjadi sering buang angin, diare, atau bahkan penurunan berat badan. “Orang tanpa penyakit celiac mungkin tidak akan mengalami masalah yang sama, tetapi mereka masih bisa terkena penyakit kembung dan sering buang angin sebagai reaksi terhadap gluten yang tidak dapat mereka cerna,” kata Dr. Gross. Jika Anda merasa tubuh Anda terlalu sensitif pada gluten, segera konsultasi dengan dokter Anda.

Kurangi Pemanis Buatan

Mengontrol konsumsi kalori harian adalah hal yang sangat baik. Ada baiknya Anda juga mengurangi konsumsi makanan dengan pemanis buatan seperti sorbitol, mannitol, dan xylitol. Bahan-bahan tersebut juga mengandung alkohol gula yang bisa menyebabkan perut kembung dan sering buang angin.

Sfingter Terlalu Erat

Bagi yang belum tahu, Sfingter adalah otot halus berbentuk cincin yang berfungsi mengontraksikan atau menutup suatu lubang seperti pada mulut atau anus. Erat tidaknya otot Sfingter dan juga kecepatan gas yang melewatinya akan menentukan volume dan bunyi kentut Anda.