Apa Beda GERD dan Maag? Foto: Google

Apa Beda GERD dan Maag?

PinkKorset.com, Jakarta – Pernahkah Anda mendengar penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)? Apa bedanya dengan penyakit maag?

Penyakit GERD menurut Ari Fahrial Syam, pakar Gaestroenterologi sekaligus Vice President dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) terjadi akibat asam lambung berlebih.

“Suatu penyakit dimana asam lambung naik ke atas, asam lambung yang naik ke atas itulah yang tidak normal,” ujarnya saat ditemui, beberapa waktu lalu.

Tak berbeda jauh dengan GERD, sakit maag yang secara umum terbagi menjadi dua tipe, salah satunya juga disebabkan oleh asam lambung berlebih.

Tipe yang mengalami kembung begah dan cepat kenyang, disebabkan karena perut dikosongkan dengan cara yang tidak normal. Tipe ini kerap bersendawa karena gas berlebih.

“Penyebabnya biasanya stress, banyak pikiran, makan tak teratur,” lanjutnya.

Adapun tipe yang merasakan nyeri, karena memang ada luka. Biasanya, disebabkan oleh zat kimia seperti obat rematik atau sakit kepala. Nyeri ini juga dirasakan pada lambung dan usus 12 jari.

Meski sama-sama disebabkan asam lambung berlebih, namun Ari menjelaskan jika maag dan GERD memiliki perbedaan. Maag hanya terjadi di dalam lambung, sementara GERD asam lambung naik hingga kerongkongan.

“Penyebanya sama, asam lambung berlebih,” imbuh dokter yang kini bekerja di Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM.

Asam lambung yang berlebihan akan menimbulkan perasaan tidak nyaman dan nyeri serta berbagai keluhan lainnya terutama untuk para penderita maag. Apalagi, rasanya perih, tak nyaman dan berujung pada sakit macam-macam.

“Mulai macam-macam, sakit kepala, kaku leher, kesemutan, melayang, bisa timbul seperti itu,” urainya.

Untuk gejala GERD, Ari menjelaskan, beberapa cirinya seperti panas di dada hingga kerongkongan, mulut pahit, hidung berair akibat asam lambung yang masuk ke dalam hidung.

“Dua gejala utama itu seperti panas terbakar dan mulut pahit, ada sesuatu yang naik ke atas,” ujarnya.

Sama seperti penderita maag, Anda yang menderita GERD juga disarankan untuk tidak sering mengonsumsi makanan-makanan yang menjadi penyebab dari penyakit tersebut.

“GERD itu terjadi karena pengosongan lambung yang terlambat seperti mengonsumsi cokelat, keju, makanan berlemak dan kopi,” tutur Ari. Selain makanan, Ari juga menyebutkan jika GERD dapat disebabkan oleh stres.

Untuk mengatasinya, Ari menyarankan penderita GERD untuk memperbaiki gaya hidup dan makan yang hendak dikonsumsinya serta meminum obat-obatan yang dapat menekan asam lambung.

“Tergantung penyebabnya itu apa, gaya hidup, makan teratur, hindari asam-asam, pedas-pedas, cokelat, keju, makanan berlemak, kemudian konsumsi obatuntuk menekan asam lambung,” jelasnya.