Awas, Depresi Bisa Picu Parkinson [telegraph]

Awas, Depresi Bisa Picu Parkinson

PinkKorset.com, London – Seseorang yang mengalami depresi, ternyata berpotensi besar mengembangkan penyakit Parkinson.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology, terungkap bahwa orang yang mengalami depresi berpotensi terkena parkinson tiga kali lipat di masa tuanya.

Para peneliti mengungkapkan bahwa masih belum jelas apakah depresi merupakan gejala awal dari Parkinson atau depresi adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan potensi Parkinson. Obat antidepresan mungkin juga merupakan pemicu peningkatan risiko penyakit ini.

Parkinson adalah kondisi yang menyebabkan hilangnya sel-sel syaraf di otak, sehingga muncul beberapa gejala seperti gemetar, pergerakan tubuh menjadi sangat lambat, dan anggota tubuh sulit digerakkan.

Penyakit ini adalah penyakit neurodegeneratif (berhubungan dengan syaraf) penyebab kematian kedua terbesar di Inggris, setelah Alzheimer. Tercatat sekitar 127 ribu orang di Inggris mengidap penyakit ini setiap tahun, dengan statistik satu dari setiap 500 orang.

Studi yang dilakukan pada periode 1987 dan 2012 ini melibatkan 140 ribu warga Swedia yang berusia di atas usia 50 tahun dan didiagnosa memiliki depresi. Masing-masing responden dibandingkan dengan tiga responden lain dengan jenis kelamin dan umur sama, namun tidak memiliki depresi.

Selama periode tersebut, 1,1% kelompok dengan gejala depresi mengembangkan penyakit Parkinson. Sementara dari kelompok tanpa gejala depresi, hanya 0,4% yang mengembangkan penyakit Parkinson.

Salah satu peneliti, Dr Peter Nordstrom, dari Umea University di Swedia mengatakan, pihaknya melihat ada keterkaitan antara depresi dan penyakit Parkinson selama lebih dari jangka waktu penelitian yakni dua dekade, ”Sehingga depresi mungkin merupakan gejala awal dari penyakit Parkinson atau faktor risiko penyakit tersebut.”

Penyakit ini didiagnosis rata-rata 4,5 tahun setelah awal penelitian. Semakin serius depresi, semakin besar risiko penyakit Parkinson.

Orang-orang yang dirawat di rumah sakit karena depresi, berpotensi 3,5 kali lebih besar mengembangkan penyakit Parkinson, dibandingkan pasien rawat jalan yang telah dirawat karena depresi.

Sementara itu, para peneliti mengatakan kaitan antara depresi dan penyakit Parkinson tetap ada, meksipun faktor-faktor terkait depresi diperhitungkan, seperti cedera traumatis otak, stroke dan alkohol serta penyalahgunaan obat.

Namun, riset juga menemukan tidak ada hubungan antara seseorang yang memiliki depresi dengan saudaranya yang memiliki penyakit Parkinson. Ini berarti, depresi dan Parkinson tidak dipicu oleh faktor genetik atau lingkungan yang sama.