Ingin Jadi Miliuner di Negara Mana? Foto: google

Ingin Jadi Miliuner di Negara Mana?

PinkKorset.com, New York – Sekali miliuner, tetap miliuner?  Sayangnya, untuk negara-negara makmur, terdepak dari klub miliuner yang sangat eksklusif adalah hal yang umum terjadi.

Lihat saja Jerman, yang pada 2005 memiliki 57 orang kaya dalam World’s Billionaire List tahunan versi Forbes. Pada 2010, lebih dari 10% miliuner-miliuner itu telah hilang, tinggal 51 orang yang tersisa.

Kegagalan bisnis, investasi yang buruk dan situasi pasar internasional dapat membalikkan miliuner menjadi jutawan dalam sekejap mata.

Namun, data yang dikompilasi Credit Suisse untuk Global Wealth Report menunjukkan bahwa tidak semua kondisi ekonomi memperlakukan para miliuner dengan sama. Faktanya, tempat terbaik untuk membangun dan menjaga kekayaan tetap di angka 10 digit bukan di negara maju G7, tapi di negara berkembang seperti Brasil, Rusia, India dan China (BRIC).

Sebanyak 88% milliuner BRIC yang masuk dalam Forbes 2005 masih menjadi miliuner pada 2010. Sementara hanya 76% dari total miliuner di negara G7 yang terdiri dari Prancis, AS, Kanada, Jerman, Italia, Jepang dan Inggris yang masih bertahan di daftar Forbes lima tahun terakhir.

Negara berkembang juga memproduksi miliuner dalam jumlah yang menakjubkan. Contohnya China yang hanya memiliki 2 miliuner pada 2005, namun pada 2010 telah tumbuh pesat menjadi 64 orang.

Tentu, masih banyak miliuner di negara maju ketimbang tempat lain. AS, yang memiiki lebih dari 400 miliuner pada 2010, adalah negara dengan persentase tertinggi untuk orang dengan pendapatan US$ 1 miliuner atau lebih.

Jika tren ini terus berlanjut, Credit Suisse dalam Global Wealth Report terbarunya mengatakan bahwa mayoritas dari orang super kaya dunia akan tinggal di negara bekembang. Bahkan bila tren ini berlangsung hingga 2073, hampir separuh orang di dunia dengan pendapatan lebih dari US$1 juta berada di China.

Ini adalah perkembangan yang mengejutkan, apalagi hanya 3,6% dari klub miliuner dunia berada di China saat ini. Tentu, tren dapat berubah. Beberapa tahun yang lalu misalnya, eonomi China tumbuh hingga dobel digit. Saat ini hanya di bawah 8% dan banyak ahli ekonomi meyakini angka tersebut akan berada di kisaran tersebut, mengingat konsumsi domestik berperan lebih besar dalam menggerakkan ekonomi ketimbang pembangunan infrastruktur atau ekspor.

Faktanya, kaum kaya China terus bertumbuh saat ini, dan akan berlanjut. Mengabaikan kejadian khusus di tiap negara, Gobal Wealth Report juga memprediksikan bahwa ranking super kaya akan membengkak dalam beberapa dekade ke depan. Demikian pula jurang pemisah antara miskin dan kaya.

Dalam prediksi teranyar, China tidak hanya memilki hampir separuh miliuuner dunia pada 2073, namun juga memiliki lebih dari setengah penduduk dunia yang berpendapatan di bawah US$10.000.