Wah, Ada Danau ‘Perawan’ di Kaki Gunung Semeru!

PinkKorset.com, Malang –  Meskipun terkesan superpadat, masih ada saja kawasan di Pulau Jawa yang belum terjamah manusia. Salah satunya Danau Tompe, danau eksotis di kaki Gunung Semeru.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menemukan danau seluas tujuh ribu meter persegi di kaki Gunung Semeru, tepatnya di blok Gunungan Jambangan, Resor Seroja, Kabupaten Lumajang, yakni Danau (Ranu) Tompe.

Danau itu diyakini sama sekali belum dijamah oleh manusia dan pemandangannya sangat indah.
“Untuk menuju danau tersebut memang tidak mudah karena harus melewati medan yang cukup berat, bahkan di kawasan itu sama sekali tidak ditemukan adanya saluran pembuangan atau mata air,” ujar Andi Iskandar, salah seorang tim ekspedisi Balai Besar TNBTS yang menemukan danau tersebut, Rabu (27/11/2013) seperti dikutip dari Antara.

Andi mengatakan Danau Tompe tersebut berada di ketinggian 1.733 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan suhu udara antara 10,5 hingga 14 derajat Celsius.

Menurutnya, saat ini belum ada jalur pendakian untuk menuju danau perawan tersebut. Namun, kalau lewat Ranu Pane, dibutuhkan waktu tempuh sekitar empat jam, meski jaraknya hanya enam kilometer. Kondisi itu disebabkan oleh medan yang cukup berat bagi pengunjung. Danau ini merupakan danau paling terisolir dari enam danau yang ada di Gunung Semeru. Keberadaannya hanya diketahui lewat foto citra satelit dan peta kawasan.

Di sekitar Danau Tompe yang memiliki luas 0,7 hektare dengan kedalaman 4-5 meter ini  juga banyak ditemukan keanekaragaman hayati yang sangat langka, seperti Paruh Kodok Jawa (Batrachostomus Javanensis), tanaman Pinang Jawa (Pinang Javana Blume) serta berbagai jenis tanaman anggrek dan capung. Selain delapan jenis mamalia dan satu jenis primata.

Tidak hanya itu. Di sekitar danau juga ditemukan jejak kaki, bekas cakaran di pohon serta kotoran macan tutul Jawa (Panthera Pardus Melas).

Sementara di kawasan perairan Danau Tompe ditemukan lima jenis ondonata, yakni capung jarum yang terdiri atas Capungsambar hijau (Orthetum sabina Drury), Capungsambar kembara (Pantala lavescens), Xiphiagrion cyanomelas, Agriocnemis sp, dan Anacieschna montivagans.

Sebenarnya, keberadaan Ranu Tompe tersebut sudah pernah diketahui masyarakat Tengger sekitar 1980-an, namun masyarakat enggan menjamah danau itu karena kawasan tersebut dianggap angker. Bahkan, warga sekitar danau itu menyebut Ranu Tompe dengan nama Ranu Lus, kependekan dari Ranu Makhluk Halus.

Mengingat adanya sekitar 50 jenis flora dan 20 jenis fauna yang sangat langka, Danau Tompe masih akan dipertahankan keasliannya. Pihak TNBTS pun belum ada rencana untuk  membuka daerah ini sebagai tempat wisata.

“Kami akan tetap mempertahankan keaslian alam ini karena di kawasan itu masih banyak satwa yang dilindungi. Oleh karenanya, kami tidak punya rencana untuk, nanti bisa rusak,” kata Kepala TNBTS Ayu Dewi Utari.