Ini Alasan Rupiah Sepekan Terpuruk [SHUTTERSTOCK]

Ini Alasan Rupiah Sepekan Terpuruk

PinkKorset.com, Jakarta –  Sepekan terakhir, nilai tukar rupiah melemah 0,54%. Beberapa sentimen positif tak mampu membawa mata uang RI ini menguat.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah melemah 63 poin (0,54%) ke posisi 11.717 pada pekan yang berakhir Jumat (29/8/2014) dibandingkan akhir pekan sebelumnya (22/8/2014) di level 11.654.

Memerahnya rupiah sepekan kemarin dipicu ekspektasi kenaikan suku bunga AS. Sentimen ini cukup besar dampaknya, meski pada pertemuan Jackson Hole, The Fed tidak memberikan indikasi waktu kenaikan suku bunga acuan.

Pelaku pasar juga masih banyak yang bertransaksi dengan dolar AS, memicu penguatan mata uang ini. Hal ini ditambah membaiknya data-data primer AS, menimbulkan kekhawatiran The Fed dapat mempercepat kenaikan suku bunga pada tahun depan.

“Melemahnya sejumlah laju mata uang emerging market seiring masih naiknya dolar turut berimbas pada terdepresiasinya laju Rupiah sehingga sulit untuk keluar dari zona merah,” kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada dalam risetnya di Jakarta, Minggu (31/8/2014).

Pelemahan rupiah juga dipicu antisipasi pertemuan antara Presiden Rusia dan Ukraina. Untuk meminimalisir risiko, pelaku pasar pun memilih mata uang safe heaven seperti Yen. Alhasil, mata uang Euro dan juga rupiah terkena imbas negatif, yakni terdepresiasi.

Secercah sentimen positif dari dalam negeri muncul ketika ada kabar penundaan kenaikan harga BBM. Rupiah pun sempat berbalik menguat, seiring dengan kenaikan indeks saham gabungan (IHSG).

Terapresiasinya Euro seiring harapan pelaku pasar terhadap langkah ECB yang akan menambah stimulus, juga mendukung rupiah.

Namun, respon pasar terhadap membaiknya data-data AS, membalikkan pergerakan mata uang RI tersebut.