Perempuan, Penjaga Lingkungan Hidup Foto: tokohtokoh

Perempuan, Penjaga Lingkungan Hidup

PinkKorset.com, Jakarta – Prihatin dengan keberlangsungan lingkungan alam saat ini? Anda bisa menjadi solusi untuk mempertahankannya!

Kerusakan alam yang semakin banyak terjadi dari waktu ke waktu menimbulkan rasa kepedulian masyarakat. Ini terbukti dari kian banyaknya kampanye peduli lingkungan.

Misalnya yang baru-baru ini dilakukan di gelaran South to South Festival yang dilangsungkan pada pertengahan Maret lalu atau acara Woman For Mangrove Fun Walk 2014, beberapa saat lalu.

Kedua acara ini memiliki target audience yang sama, yakni perempuan. Menurut Linda Amalia Sari, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, perempuan tak hanya menjaga lingkungan, tapi juga solusi mempertahankannya.

“Saya yakin (dengan hal ini). Perempuan Indonesia jumlahnya 49,7% dari jumlah penduduk, jumlah yang cukup besar. Dia bisa jadi potensi dan juga solusi,” kata Linda.

Perempuan, menurut Linda, akan terus terlibat dalam program-program yang mengendalikan lingkungan, peduli kebersihan, penggunaan air, penggunaan energi dengan cerdas, dan juga langkah-langkah yang konkrit untuk menjaganya.

Potensi ini, lanjutnya, sudah dimiliki perempuan bahkan sejak lahir. Sebab nantinya, perempuan akan mengolah rumah tangga berdampingan dengan suami. Perempuan harus cerdas agar tahu apa saja yang bisa lakukan dalam menjaga lingkungan.

Besarnya potensi dan solusi yang dimiliki perempuan untuk menjaga lingkungan diharap bisa memberikan kesadaran untuk memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan gerakan peduli lingkungan dimanapun ia berada.

“Perempuan bisa melakukan itu, karena satu perempuan diberikan ilmu akan menyebar ke satu keluarga, akan menyebar ke satu RT, RW dan masyarakat luas,” ujarnya.

Linda berharap, gerakan perempuan peduli lingkungan ini turut didukung oleh tersedianya peluang yang lebar baik dari pemerintah maupun masyarakat.

“Berikan akses kepada perempuan. Berikan hak-hak partisipasi. Berikan pembangunan yang bermanfaat. Bukan hanya untuk laki-laki, tapi perempuan dengan segala hal yang menjadi keterbatasannya.”