RI Targetkan 3 Juta Turis Tiongkok Pada 2016 [kbchaingoai]

RI Targetkan 3 Juta Turis Tiongkok Pada 2016

PinkKorset.com, Jakarta – Indonesia berencana menggenjot kedatangan turis asal Tiongkok keTanah Air.

Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia, Soegeng Rahardjo menargetkan 3 juta orang turis Tiongkok datang ke Indonesia pada 2016.

“Setiap tahun turis Tiongkok mencapai 100 juta orang, sementara yang ke Indonesia hanya 750.000 orang. Bahkan, Indonesia di urutan keenam dari negara tujuan wisata di ASEAN bagi turis Tiongkok,” katanya akhir pekan lalu di Jakarta.

Untuk memuluskan rencana tersebut, Soegeng menggandeng Garuda Indonesia dan agen perjalanan.

Upaya sudah ditunjukkan dari meningkatnya penerbangan dari Indonesia ke Tiongkok, baik reguler maupun sewa. Bahkan, Citilink dan Sriwijaya Air sudah melayani penerbangan dari kota-kota kecil di seluruh Tiongkok untuk terbang langsung ke Denpasar dan Jakarta.

“Kami membagi pasar Tiongkok menjadi tiga. Selama ini yang digarap pasar bagian timur. Sekarang kami juga menggarap kota-kota yang ada di bagian tengah dan barat,” katanya.

Menurut Sekretaris Jenderal ASEAN Tiongkok Center Ma Mingqiang, rendahnya tingkat kunjungan turis Tiongkok ke Indonesia karena kurangnya informasi tentang Indonesia. Alhasil, mereka lebih banyak ke Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Lihat saja jumlah turis Tiongkok ke Thailand yang kini mencapai 4 juta orang.

“Bali menjadi tempat paling populer bagi turis Tiongkok. Namun, bukan yang terbaik karena mereka hanya kenal Bali. Jika banyak informasi yang bisa diakses, tentu mereka ke Indonesia,” ujar Ma.

Menurutnya, turis Tiongkok senang berwisata ke tempat yang banyak pepohonannya, bermain di pantai, mendapatkan banyak sinar matahari, naik kapal pesiar, dan berbelanja. Semua yang dicari ini ada di Indonesia.

Sementara VP Garuda Indonesia Tiongkok Region I Wayan Subagja mengatakan, tingginya kebutuhan pemandu wisata berbahasa Mandarin sebaiknya diperhatikan.

“Turis-turis Tiongkok senang ke Indonesia asalkan dilayani dengan baik oleh orang-orang yang bisa berbahasa Mandarin. Kebutuhan akan saat ini sangat tinggi karena sering kali para turis kesulitan berkomunikasi.”