WhatsApp Rugikan Operator Selular Foto: e27

WhatsApp Rugikan Operator Selular

PinkKorset.com, New York – Pesatnya pertumbuhan aplikasi pesan instan WhatsApp membuat pendapatan operator seluler merosot.

Lembaga riset Ovum melakukan penelitian terhadap sejumlah kelompok bisnis seluler, termasuk Vodafone Group, America Movil SAB, hingga Verizon Communications.

Hasilnya, bisnis di sektor SMS dari operator seluler diperkirakan merugi US$32,5 miliar (atau sekitar Rp 382 triliun) pada 2013.

Lembaga riset itu bahkan memproyeksi kerugian operator seluler pada 2016 akan meningkat menjadi US$54 miliar (atau sekitar Rp 635 triliun). Kendati demikian, lembaga riset Ovum memprediksi layanan SMS tidak akan mati dalam waktu dekat.

Merosotnya pendapatan operator seluler disebabkan menurunnya pemakaian pesan singkat (SMS).

Seperti diketahui, WhatsApp merupakan layanan dengan jumlah pengguna terbanyak dunia, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Perusahaan yang telah diakuisisi Facebook ini memanfaatkan 600 server untuk melayani pengiriman hingga 50 miliar pesan per hari, dari sekitar 27 juta pesan per hari yang terekam pada Juni 2013.

Angka tersebut melebihi jumlah SMS yang beredar di seluruh dunia. Tak heran bila WhatsApp dianggap sebagai biang kerok anjloknya pendapatan dari SMS.

Bagaimanapun, seiring meningkatnya jumlah pengguna ponsel pintar, dan tersedianya akses internet yang baik, pelanggan lebih bergantung pada aplikasi pesan instan yang lebih murah, seperti BlackBerry Messenger, Line, KakaoTalk, WeChat, dan sebagainya.

Bahkan, beberapa aplikasi tersebut juga menyediakan layanan panggilan telepon lewat akses internet. Hal ini akan semakin mengurangi pendapatan operator seluler dari layanan telepon.

“Tren layanan pesan ini telah menggerogoti pendapatan, di beberapa negara bahkan lebih besar, dan tren itu akan terus berlanjut. Dampak dari pesan gratis telah dirasakan di seluruh dunia. WhatsApp telah jelas menjadi salah satu penyebabnya,” kata Chetan Sharma, analis dari Issaquah yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS).

Sharma memprediksi, pendapatan operator seluler di AS dari SMS pada 2014 akan turun sekitar 3 sampai 4 % dibandingan 2013, yang mencapai US$21 miliar.

Meksiko

Operator seluler di luar AS diprediksi juga merasakan kerugian. Di Meksiko misalnya, hampir 90% pesan yang dikirim ternyata memanfaatkan layanan WhatsApp.

Ernesto Piedras, direktur perusahaan konsultan telekomunikasi Intelligence Unit mengatakan, sejak satu setengah tahun lalu, pengguna WhatsApp di Meksiko luar biasa banyak.

“Layanan ini nyaman, dan semakin banyak orang memiliki, semakin banyak juga yang menggunakannya,” ujarnya, seperti dikutip dari Bloomberg.

Padahal, sekitar 6 hingga 8 tahun lalu, layanan SMS menyumbang 15% untuk total perusahaan operator seluler di Meksiko. Sekarang, kontribusi SMS bagi operator seluler di Meksiko hanya sekitar 7 sampai 8%.
Belanda

Perusahaan telekomunikasi Royal KPN NV (KPN) asal Belanda punya cara tersendiri untuk mempertahankan pendapatan dari layanan SMS. Menurut analis Mark Little dari Ovum, perusahaan KPN tidak memberi layanan pesan instan secara bebas dari paket yang mereka tawarkan.

“Pendapatan KPN dari SMS anjlok karena pelanggan menggunaan sesuatu yang lebih baik dan bebas,” katanya.

Di tengah tren macam ini, operator seluler ditantang untuk menawarkan layanan internet yang stabil dan cepat. Karena, semakin banyak pelanggan yang menggunakan aplikasi pesan instan serta media sosial, dan semua itu berjalan di atas jaringan dan infrastruktur yang dibangun operator seluler.

Joseph Natale, direktur komersial Telus Corp, operator seluler terbesar kedua di Kanada mengatakan, pada akhirnya, layanan telepon dan SMS akan menjadi satu dari sebuah fitur yang melekat pada perencanaan paket internet. “Pada titik tertentu, semuanya menjadi layanan data (internet),” kata Natale.