Bekerja Paruh Waktu,  Bikin Gemuk [DM]

Bekerja Paruh Waktu, Bikin Gemuk

PinkKorset.com, Helsinki – Pekerja paruh waktu, terutama yang bekerja di malam hari, mengalami kecenderungan untuk lebih gemuk.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Occupational and Environmental Medicine menunjukkan, para pekerja shift cenderung mengalami masalah kenaikan berat badan.

Pekerja dengan shift bervariasi dan shift malam, tercatat mengonsumsi lebih banyak lemak dan lebih sedikit sayuran dan buah, ketimbang pekerja reguler (siang hari).

Studi ini melibatkan 1.478 karyawan perusahaan penerbangan yang diseleksi dan masuk dalam program pencegahan penyakit kronis dari 2006 hingga 2009. Lebih dari separuh adalah laki-laki. Beberapa merupakan pekerja reguler, beberapa pekerja shift yang tidak bekerja pada pesawat (kru lapangan), dan sisanya adalah kru kabin.

Selama masa studi, karyawan laki-laki yang bekerja shift, terutama ground crew (kru lapangan) atau customer service, makan satu porsi sayuran atau lebih sedikit setiap hari, ketimbang pekerja reguler atau kru kabin.

Pekerja shift perempuan mendapat 12,6% kalori harian dari lemak jenuh, dibandingkan dengan 12,2% pekerja reguler. Kru kabin perempuan dan pekerja shift lapangan perempuan juga mengonsumsi produk susu lebih tinggi lemak ketimbang pekerja reguler.

Pekerja shift laki-laki mengonsumsi lebih banyak kalori dari lemak (33%) dan lemak jenuh (12%) dibandingkan dua kelompok lainnya. Sedangkan kru kabin laki-laki dan mengonsumsi proporsi terendah kalori lemak (31,7%) dan kalori dari lemak jenuh (11,6%).

Adapun lebih banyak kru kabin dan pekerja reguler memiliki gelar akademik atau politeknik ketimbang pekerja shift. “Namun, kami menemukan bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi hasil riset. Tampaknya shift kerja yang sangat mempengaruhi kebiasaan makan pekerja.”

Pekerja shift perempuan juga merasa lebih tertekan dan membuat gaya hidup yang lebih monoton daripada pekerja perempuan lainnya. Sedangkan kru kabin memiliki metabolisme sehat, menurut tes laboratorium.

“Pesan yang paling penting untuk pekerja shift lainnya adalah bahwa mereka harus menyadari peningkatan risiko untuk penyakit kronis serta nutrisi sehat dapat menurunkan risiko,” kata Katri Hemio, ahli gizi National Institute for Health and Welfare di Helsinki.

Tempat kerja turut memberi andil

Teresa Fung, ahli nutrisi epidemiologi di Simmons College dan Harvard School of Public Health di Boston, yang juga bekerja sebagai ahli gizi, menyebut studi ini ‘menstimulasi’.

Menurutnya, instrumen yang digunakan untuk mencari tahu apa yang para pekerja makan menjadi tolok ukur asupan makanan sepanjang hari, namun sebaiknya tidak hanya apa yang dimakan di tempat kerja, tetapi juga apa yang dimakan di rumah.

“Jadi saya akan sangat penasaran untuk mencari tahu apa yang mereka makan ketika sedang tidak bekerja,”ujarnya.

Teresa mengatakan vending machine di tempat kerja harus menawarkan makanan sehat bagi pekerja, lemari es harus tersedia untuk makanan sehat yang dibawa dari rumah dan karyawan harus dididik tentang diet sehat.

“Orang-orang mengonsumsi cukup banyak makanan saat bekerja, sehingga ketersediaan adalah hal penting,” katanya.