Kenali Kanker Bola Mata Anak [dracrisb]

Kenali Kanker Bola Mata Anak

PinkKorset.com, Jakarta – Kanker bola mata ternyata banyak terjadi sejak anak-anak. Terlambat penanganan dapat berujung pada buta permanen.

Kanker bola mata dalam dunia medis disebut retinoblastoma. Sel kanker ini tidak hanya menyerang bola mata, tetapi juga otak dan sum-sum tulang belakang.

Retinoblastoma termasuk kanker ganas. Telat berobat akan berujung buta permanen dan memerlukan operasi pengangkatan bola mata.

Lebih celakanya lagi, retinoblastoma tidak diketahui penyebabnya. Bahkan, termasuk penyakit keturunan (genetik).

Menurut Pinta, retinoblastoma menempati peringkat kedua kanker pada anak setelah leukemia.

Data depkes.go.i Mei 2014 menyebutkan, untuk DKI Jakarta, jumlah kasus kanker bola mata pada anak mencapai 4,7% (601) dari seluruh kanker (12.792).

Pengendalian kanker di Indonesia saat ini diprioritaskan pada enam jenis kanker anak, yaitu leukemia, retinoblastoma, neuroblastoma, limfoma, osteosarkoma dan karsinoma nasofaring.

Meski sangat erat kaitannya dengan anak, retinoblastoma menjadi satu-satunya jenis kanker yang dapat dideteksi secara dini. Setidaknya orang tua bisa mengecek anaknya sekali setahun saat usia balita.

Apa ciri kanker ini?

Orang tua harus curiga ketika mata anak terlihat seperti mata kucing, matanya merah, terjadi gangguan penglihatan maupun juling.

Bila tidak ada perbaikan setelah tiga hari, bisa jadi gejala kanker mata.

Pinta Manullang Panggabean, Ketua Yayasan Anyo Indonesia (YAI) mengatakan, deteksi dini dilakukan melalui pemeriksaan ’lihat merah’ dengan alat ophthalmoscope.

Bila mata anak dalam kondisi normal, maka dengan ophthalmoscope, akan terlihat warna merah terpantul dari mata si anak.

”Anda akan merasa lega bila melihat warna merah dari pantulan mata anak saat pengecekan,” kata saat diskusi kesehatan Bedah Rekonstruksi pada Anak dengan Kanker di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Bila terlihat pantulan merah, namun mata si anak juling, atau tidak terlihat warna merah terpantul di mata si anak, sebaiknya sang buah hati dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

Alat ini tersedia di rumah sakit, tapi sayangnya, tidak banyak puskesmas menyediakannya. “Kami melakukan Gerakan Seribu Ophthalmoscope untuk puskesmas di seluruh Indonesia,” ucapnya.