PinkKorset.com, Jakarta – Banyak membaca membuka cakrawala. Namun, bagaimana jika buku bacaan dan perpustakaan tidak ada?
Inilah kondisi yang masih dialami anak-anak di bagian timur Indonesia.
Pendiri Taman Bacaan Pelangi, Nila Tanzil mengatakan, kesempatan membaca buku bagi anak-anak di Indonesia Timur sangat terbatas.
“Tingkat buta huruf di Indonesia Timur sangat tinggi. Sementara infrastruktur disana sangat terbatas,” katanya saat peluncuran program A Gift to Give di Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Padahal, buku membantu anak-anak menjangkau tempat-tempat yang jauh dan tidak terbayangkan oleh mereka.
”Banyak kisah tentang anak-anak yang berani bermimpi besar setelah membaca buku. Dalam keterbatasan di tempat asalnya, mereka berani bermimpi tentang dunia luar,” ujarnya.
Menjawab kebutuhan ini, Taman Bacaan Pelangi bersama Mal Ciputra Jakarta mengadakan program A Gift to Give, dimulai 9 Desember 2015 – 3 Januari 2016.
Dalam salah satu rangkaian acara Its Christmas Time, pengunjung terutama anak-anak diajak menyisihkan uangnya dengan menabung di celengan raksasa maupun dua tipe celengan mungil yang bisa dibawa pulang.
General Manager Mal Ciputra Jakarta, Ferry Irianto mengatakan, program ini bertujuan meningkatkan minat baca dan pengetahuan anak-anak di Indonesia Timur dengan menyediakan buku cerita anak dan perpustakaan.
“Ini aksi kepedulian sesama. Tidak semua wilayah tersedia buku anak. Mereka butuh membuka cakrawala guna membangun cita-cita,” katanya.
Sejak berdiri pada 2009, organisasi nirlaba pendiri perpustakaan anak-anak di Indonesia Timur, Taman Bacaan Pelangi sudah mendirikan 37 perpustakaan yang tersebar di 14 pulau di Indonesia bagian timur, seperti Flores, Lombok, Alor, Sumbawa, Halmahera Selatan dan Papua.
Setiap perpustakaan berisi lebih dari seribu judul yang ditujukan untuk anak usia 5-13 tahun. Ini berarti, sekitar 60 ribu buku bacaan yang bisa dilahap lebih dari 8.000 anak.
