Apakah Benar Radiasi Ponsel Berbahaya? [mobilize]

Apakah Benar Radiasi Ponsel Berbahaya?

PinkKorset.com – Ada kekhawatiran radiasi telepon seluler (ponsel) bisa menyebabkan kanker dan masalah kesehatan lainnya. Benarkah demikian?

Ponsel mengeluarkan energi radiofrekuensi (radiofrequency energy), bentuk dari radiasi elektromagnetik, yang berasal dari gelombang radio. Radiasi ini ditentukan berdasarkan gelombang dan frekuensinya, dalam unit hertz (Hz).

Terdapat dua jenis radiasi elektromagnetik, ionizing atau frekuensi tinggi dan non-ionizing atau frekuensi rendah. Frekuensi yang dikeluarkan radiasi elektromagnetik berkisar pada 30 kHz hingga 300 GHz.

Tubuh manusia menyerap radiasi tersebut. Eksposur terhadap radiasi ionizing, seperti sinar-x, bisa meningkatkan risiko kanker. Radiasi ponsel yang dikeluarkan lewat antenanya bersifat rendah atau non-ionizing.

Efek biologis terhadap paparan energi radiofrekuensi pada tubuh adalah panas. Terutama di area yang bersentuhan dengan ponsel seperti telinga dan kepala. Ada beberapa riset mengenai dampak paparan radiasi ponsel tersebut.

Energi radiofrekuensi bisa mempengaruhi metabolisme glukosa di otak. Namun dua studi kecil mengenai kaitan metabolisme glukosa otak dan penggunaan ponsel menunjukkan hasil yang tak konsisten.

Satu studi menunjukkan peningkatan metabolisme glukosa di area otak terdekat antena ponsel, dibandingkan jaringan di area yang tak terpapar. Studi lainnya menunjukkan penurunan metabolisme glukosa di area yang terpapar.

Hasil tak konsisten memang biasa dalam penelitian efek biologis terhadap paparan radiasi elektromagnetik. Sebab itulah kaitan radiasi ponsel dan kanker masih jadi topik pembahasan para ilmuwan karena belum ada bukti konkret.

Radiofrequency energy tidak menyebabkan kerusakan DNA yang bisa berujung pada kanker. Satu-satunya hasil konsisten dari observasi efek biologis radiasi tersebut terhadap manusia adalah pemanasan jaringan.

Pada pengujian hewan, tidak ditemukan zat kimia karsinogen yang bisa menyebabkan kanker atau meningkatkan risiko kanker. Investigasi ini sudah dilaksanakan di laboratorium yang mengendalikan radiasi.

Kesimpulan

Pada 2011, International Agency for Research on Cancer yang bagian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjuk sebuah kelompok kerja untuk review semua bukti efek penggunaan ponsel.

Mereka mengklasifikasikan penggunaan ponsel sebagai ‘kemungkinan karsinogenik pada manusia.’ Namun buktinya masih amat terbatas. Mereka menyebutkan adanya bias dalam studi. Beberapa lembaga kemudian menarik kesimpulan.

  • American Cancer Society (ACS): Ada risiko kanker terkait energi radiofrekuensi, tapi buktinya kurang kuat dan harus diteliti lebh lanjut. Jika Anda khawatir, ada baiknya mengurangi penggunaan ponsel.
  • National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS): Bukti tidak langsung menunjuk kaitan kanker otak dan penggunaan ponsel serta butuh penelitian lebih lanjut.
  • Badan POM Amerika Serikat (FDA): Studi mengenai perubahan biologis terkait energi radiofrekuensi gagal memberikan hasil konsisten. Mayoritas studi epidemiologis manusia tak menunjukkan hubungan paparan energi radiofrekuensi dengan masalah kesehatan manusia.
  • Badan pengendali dan pencegahan penyakit AS (CDC): Tak ada bukti sains yang menjawab apakah penggunaan ponsel bisa menyebabkan kanker.
  • Badan komunikasi AS (FCC): Tak ada bukti sains yang langsung menunjuk kaitan penggunaan alat nirkabel dengan kanker atau penyakit lainnya.
  • European Scientific Committee on Emerging and Newly Identified Health Risks: Studi-studi mengenai paparan radiasi elektromagnetik tak menunjukkan kenaikan risiko tumor otak maupun kanker lainnya di area kepala dan leher. Studi epidemiologis ini juga tak mengindikasikan meningkatkan risiko penyakit berbahaya lain, termasuk kanker pada anak.

Bisa disimpulkan ada kemungkinan risiko kanker terkait penggunaan ponsel. Tapi belum didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang konsisten. Jika Anda khawatir, seperti saran ACS, kurangi saja penggunaan ponsel.