Aritmia Ventrikel Picu Henti Jantung Mendadak [youtube]

Aritmia Ventrikel Picu Henti Jantung Mendadak

PinkKorset.com, Jakarta – Begitu banyak tipe penyakit jantung menyebabkan kematian. Salah satunya Aritmia ventrikel.

Nama aritmia ventrikel memang terdengar kurang populer ketimbang penyakit jantung lainnya seperti jantung koroner, aterosklerosis dan penyakit jantung rematik.

Namun, Aritmia ventrikel (AV) termasuk salah satu tipe aritmia (arrhythmias) atau kelainan irama jantung (berdetak terlalu cepat, terlalu lambat maupun tidak teratur) akibat impuls listrik tidak bekerja dengan baik.

Presiden Indonesia Heart Rhythm Society (InaHRS) Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K) mengatakan, AV terjadi ketika jantung berdenyut sangat cepat yakni 250 kali per menit, sehingga tidak menghasilkan gerakan mekanik (memompa darah).

“Kondisi ini sama saja dengan henti jantung mendadak,” ujarnya usai diskusi media: The 4th Annual Scientific Meeting Indonesian Heart Rhytm Society 2016 di Jakarta, baru-baru ini.

Menurutnya, orang dengan AV biasanya akan mengalami pingsan karena jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh, termasuk otak. Kondisi ini sangat berisiko tinggi terkena stroke. “Bahkan berujung kematian bila tidak ditolong kurang dari empat menit,” katanya.

Sementara itu, lanjutnya, pasien yang terselamatkan akan berisiko tinggi mengalami stroke fatal, hidupnya seperti tumbuhan (vegetative state). Artinya semua organ berfungsi tetapi tidak akan kembali ke kesadarannya dan hidup bergantung pada mesin.

Tak hanya itu, sebanyak 50% pasien AV yang pernah mengalami henti jantung namun berhasil selamat, akan mengalami hal serupa dalam satu tahun berikutnya. Sayangnya, kejadian AV ini 50% terjadi di rumah.

Gejala AV mirip penyakit jantung koroner yakni kerap nyeri dada saat beraktivitas. Namun nyeri menghilang ketika istirahat. Kondisi ini mengindikasikan terjadi penyempitan pembuluh darah koroner. Sebanyak 60% kematian mendadak akibat jantung koroner terjadi pada laki-laki.

Pada tahap kronis, terasa jantung berdetak cepat kemudian tidak sadarkan diri. Namun pasien di bawah umur 40 tahun cenderung lebih kuat dan tidak sampai pingsan. Pasien AV membutuhkan Bantuan Hidup Dasar (BHD) karena tidak terdeteksi denyut nadi pada nadi sentral di leher maupun di lipat paha.

Penyebab AV seperti penyakit jantung lainnya, yakni multifaktor. Misalnya saja faktor stres, merokok, hipertensi, mengalami penyakit jantung koroner dan tidak diimbangi olahraga  yang teratur dan terukur.

Sebagai upaya pencegahan sebaiknya mengenali status kesehatan dengan melakukan cek Elektrokardiogram (EKG) pada laki-laki (>45 tahun) dan perempuan (>55 tahun).