Benua Yang tak Pernah Ada [youtube]

Benua Yang tak Pernah Ada

PinkKorset.com – Jika Anda menyangka ini tentang Atlantis, tidak. Ini mengenai, Mu, benua yang tak pernah ada.

Sebelum kisah Atlantis mulai dikenal, Mu adalah yang pertama disebut untuk menjelaskan fenomena simbol-simbol, arsitektur, dan mitos serupa pada pertengahan abad ke-19. Ketika itu, tak ada bukti empiris untuk mendukung teorinya.

Hingga pada akhir abad tersebut, Augustus Le Plongeon mempublikasikan ide mengenai Mu dalam ‘Queen Móo & the Egyptian Sphinx’ (1896). Ia mengeksplorasi situs-situs Maya dan mengklaim telah menemukan banyak bukti tertulis peradaban yang lebih tua ketimbang Mesir sekalipun.

Benua hilang itu kemudian dinamakan Mu (Lemuria), berarti tanah yang tenggelam setelah bencana besar. Ya, kata itu sebenarnya salah terjemahan. Namun Le Plongeon masih terus mengungkapkan kisahnya. Bahwa Mu yang tenggelam di Benua Atlantik dan bukan Atlantis.

Menurut teorinya, pengungsi menyelamatkan diri ke berbagai penjuru Bumi. Sebagian ke Amerika Tengah dan dikenal sebagai Bangsa Maya. Lainnya yang dipimpin Ratu Móo, mendirikan Mesir Kuno. Sepeninggal Le Plongeon, penyelidikan diteruskan penulis asal Inggris, James Churchward.

Ia menerbitkan ‘Lost Continent of Mu, the Motherland of Man’ (1962), ‘The Lost Continent of Mu’ (1931), ‘The Children of Mu’ (1931), dan ‘The Sacred Symbols of Mu’ (1933). Namun bedanya, Churchward fokus ke India dan mengklaim menemukan tablet tembikar kuno.

Ribuan tablet kemudian ditemukan di Meksiko dan memperkuat klaim Churchward. Ia mengatakan, Mu terletak di Samudera Pasifik. Tepatnya, dari Mariana ke Hawaii hingga Pulau Easter di Mangaia. Bencana besar yang dimaksud adalah gunung api super yang pada akhirnya menenggelamkan Mu.

Mu berakhir menjadi sebuah teori karena sebagian besar ilmuwan tak mendukungnya. Mereka memiliki banyak alasan, berdasarkan bukti konkret yang selama ini ditemukan. Seperti kebudayaan Dunia Lama dan Dunia Baru yang berkembang secara terpisah.

Kemudian masyarakat agraria dan urban berkembang di Levant dan sekitarnya, kurang lebih 10 ribu tahun lalu. Studi genetika tidak mendukung teori tentang Mu. Serta bukti terbesar, studi lempeng tektonik menunjukkan mustahil sebuah benua bisa tenggelam seluruhnya.

Faktanya, ada massa tanah seukuran benua yang terendam di bawah ombak. Massa ini naik ke permukaan karena pergeseran geografis, erosi, atau murni karena naiknya level permukaan laut. Teranyar, pada 2013, massa ini muncul dan disebut sebagai Atlantis-nya Brasil.

Tentunya, apapun ‘Atlantis’ ini tak pernah terlihat maupun bisa dihuni manusia modern. Artinya, kecil kemungkinan benua ini hilang ketika Samudera Atlantik terbentuk. Maupun ketika Afrika dan Amerika terpisah sekitar 100 juta tahun lalu.