Cara Mudah Kenali Alergi Anak [kveller]

Cara Mudah Kenali Alergi Anak

PinkKorset.com, Jakarta – Seringkali orangtua bingung mengenali alergi pada anak. Anda pun memutuskan anak alergi terhadap makanan, kondisi lingkungan maupun obat.

Konsultan Alergi Imunologi Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Prof. DR. Dr. Budi Setiabudiawan, SpA(K). Mkes mengatakan, ada cara praktis mengetahui alergi pada anak sejak dini.

Cara termudah mendeteksi alergi pada anak adalah melalui riwayat alergi keluarga.

“Keluarga yang perlu dideteksi yakni sejarah alergi orang tua (bapak dan ibu) dan saudara kandung dari anak,” katanya saat acara Sarihusada Nutritalk bertajuk Gizi di Awal Kehidupan di Jakarta, Kamis (24/3/2016).

Menurutnya, bila kedua orangtua tidak ada riwayat alergi, anak berpotensi mengalami alergi 5% – 15%.

Bila kedua orang tuanya tidak memiliki alergi, namun ada saudara kandung yang memiliki alergi, maka anak berpotensi alergi 25%-30%.

Anak berpotensi alergi 40% – 60% bila bapak dan ibunya memiliki alergi (keduanya alergi yang berbeda). Sementara bila bapak dan ibu memiliki alergi yang sama, maka risiko anak terkena alergi serupa mencapai 60% – 80%.

Risiko anak terkena alergi akan turun 20% – 30%, jika hanya salah satu orangtua memiliki riwayat alergi.

Dr. Budi menuturkan, umumnya alergi yang diturunkan adalah asma, rhinitis alergi, alergi makanan dan dermatitis atopik.

Alergi muncul karena reaksi tubuh menolak zat asing yang masuk. Alergi terjadi pada anak, bila ada bakat (atopi) yang diturunkan salah satu atau kedua orangtua, maupun saudara kandung, serta lingkungan yang mendukung.

Makanan yang banyak dianggap pemicu alergi pada tahun pertama kehidupan manusia yakin susu sapi, telur, kacang-kacangan, makanan laut (udang, kepiting, lobster), gandum dan ikan.

Sementara pemicu alergi lain, misalkan non-makanan (debu di rumah dan tungau) dan obat-obatan. Tetapi obat-obatan jarang menimbulkan alergi karena kemungkinan gejala alergi muncul akibat bagian dari perjalanan penyakitnya.

Kasus alergi paling banyak ditemukan di negara maju, ketimbang negara berkembang maupun miskin. Hal ini selaras dengan perbandingan alergi di perkotaan dan pedesaan. Faktor utama pemicunya yakni tingkat kebersihan yang berlebih.