Dua Dekade Rinaldy A.Yunardy [By: Juve]

Dua Dekade Rinaldy A.Yunardy

PinkKorset.com, Jakarta – Peragaan busana tidak lengkap tanpa adanya aksesoris. Namun, tidak banyak desainer aksesoris yang dikenal hingga kini seperti Rinaldy A. Yunardi.
Ketrampilan dan dedikasinya di dunia fesyen tak diragukan lagi. Sudah ribuan karya dihasilkan selama 20 tahun perjalanan karirnya di dunia aksesoris.

rinaldy13Karya-karya yang dihasilkan mewakili tahapan perjalanan ide-ide brilian yang pernah muncul selama ini. “Silakan nikmati karya saya dari kacamata Anda sendiri secara bebas. Sebebas pikiran saya ketika menciptakannya. This is my love, my creation,” ujarnya dalam peringatan 20 tahun Rinaldy A.Yunardy di Senayan City Jakarta, Jumat (15/4/2016).

Acara yang dihadiri oleh sahabat, kolega desainer dan keluarga ini menghadirkan masterpiece yang pernah dihasilkan Yung Yung, panggilan akrab Rinaldy A.Yunardy.

Berawal dari masa mudanya yang suka berkreasi dengan wirecut saat bekerja di studio kakaknya, Yung Yung menerjemahkan ingatan visual ketika masih bekerja pada Kim Tong, perancang busana pengantin terkenal era 80-an.

Hingga akhirnya ia berhasil mewujudkan karya pertamanya, sebuah tiara. Karyanya ini bukan tanpa halangan. Namun, berkat ketekunan dan sifatnya yang pantang menyerah, Yung Yung berhasil menepis semua hambatan.

“Saya selalu mencoba dan tak gampang menyerah. Gagal coba lagi. Coba lagi sampai berhasil. Saya juga tidak mudah berpindah ide. Ketika ide sudah di kepala, akan saya kunci dan berusaha diwujudkan. Dan memang ada kalanya tidak berhasil, tetapi saya simpan sampai keadaan memungkinkan untuk diwujudkan,” ujarnya.

rinaldy14Tanpa disangka, tiara kreasinya banyak diminati. Bahkan desainer kondang seperti Didi Budiardjo dan Sebastian Gunawan sering ‘memaksa’ Yung Yung berpikir out of the box untuk menciptakan kreasi baru. Maka setelah tiara, lahirlah kalung, gelang, cincin, head piece dan benda pendukung peragaan busana lainnya.

Eksperimen tidak hanya dengan, namun juga kawat, paper clay, ijuk, tali, bulu, kertas, rambut, kayu, dan lain-lain.

Ia pun akhirnya dapat menggelar show tunggal pada 2000 dengan tajuk Heaven On Earth. Disusul oleh Sedimentation pada 2002 yang mengeksplor bebatuan alam dalam negeri.

Kepiawaiannya semakin diakui setelah meraih desainer aksesoris terbaik pada 2004 dan mulai mengadakan show tunggalnya di Bazaar Fesyen Concerto dengan tajuk Cakra Manggilingan (2008) dan Jakarta Fesyen Week 2015 yang berjudul Lady Warrior. Saat itu, Rinaldy bereksperimen dengan terknologi dan mekanik yang disupport oleh Intel dalam mewujudkan kreasinya yang tampak memukau.