Kenali Macam-macam Dehidrasi [stack]

Kenali Macam-macam Dehidrasi

PinkKorset.com, Jakarta – Dalam kondisi dehidrasi, ternyata tidak sembarang minuman bisa dikonsumsi. 

Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik DKI Jakarta dr. Elvina Karyadi M.Sc., Ph.D, SpGK mengatakan, dehidrasi ternyata ada beberapa macam dan masing-masing tipe membutuhkan asupan cairan yang berbeda pula.

Menurutnya, ada tiga tipe dehidrasi yang biasa dialami manusia. Hal ini ditentukan dari komposisi kadar mineral elektrolit dan air yang hilang dari tubuh.

“Ada tiga jenis dehidrasi yakni hipotonik, isotonik dan hipertonik,” katanya saat acara Forum Ngobras bertajuk ‘Kenali Manfaat 7 Ion untuk Aktivitas Sehari-hari’ di Jakarta, Rabu (29/3/3016).

Ketiga tipe dehidrasi ini pun  ternyata membutuhkan asupan cairan tubuh yang berbeda pula.

Dehidrasi hipertonik

Dehidrasi ini terjadi akibat tubuh kehilangan banyak air yang menyebabkan kadar elektrolit natrium (sodium) tubuh meningkat (lebih dari 145 mmol/liter). Umumnya dialami pada bayi dan anak-anak akibat kekurangan minum air, diare maupun muntah yang sangat encer.

Dr. Elvina mengatakan, cairan rehidrasi yang dianjurkan untuk kondisi ini adalah air atau minuman rendah natrium seperti jus buah segar (jeruk atau apel).

Dehidrasi isotonik

Kondisi dehidrasi isotonik berarti kadar air dan natrium berkurang dalam jumlah sama. Biasanya terjadi pada sakit diare biasa. Cairan rehidrasi yang dibutuhkan yakni air maupun minuman isotonik (mengandung elektrolit).

Dehidrasi hipotonik atau hiponatremia

Dehidrasi ini disebabkan kadar natrium dalam tubuh berkurang (kurang dari 135 mmol/liter) lebih banyak ketimbang air. Salah satunya disebabkan minum air terlalu banyak sehingga jumlah natrium lebih rendah.

Kehilangan cairan tubuh melalui pernapasan (paru-paru), penguapan (kulit), kemih (ginjal) dan tinja. Total cairan yang keluar setiap hari rata-rata 2.600 ml.

Sedangkan asupan cairan umumnya diperoleh dari makanan, minuman dan metabolisme  (oksidasi dari makanan). Kebutuhan air harian dewasa tanpa aktivitas fisik minimal maupun berkeringat sebanyak 1.500 – 2.000 ml.