Kenali Minuman Kemasan Anda [chiller]

Kenali Minuman Kemasan Anda

PinkKorset.com, Jakarta – Melongok ke dalam pendingin minuman di supermarket, terlihat berbagai jenis minuman kemasan dari teh, kopi, sport drink, jus dan lainnya.

Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik DKI Jakarta dr. Elvina Karyadi M.Sc., Ph.D, SpGK mengatakan, kecuali air putih, sekian banyak jenis minuman tersebut ternyata dapat dikelompokkan dalam tiga tipe.

“Berdasarkan kandungan karbohidratnya, minuman kemasan terbagi dalam minuman hipotonik, isotonik dan hipertonik,” katanya acara Forum Ngobras bertajuk Kenali Manfaat 7 Ion untuk Aktivitas Sehari-hari di Jakarta, baru-baru ini.

Apa saja?

Minuman hipotonik

Minuman ini mengandung kadar elektrolit natrium yang rendah dengan jumlah gula (karbohidrat) 2 – 3 gram per 100 ml atau kurang dari 8%. Minuman ini mudah diserap usus sehingga sangat baik untuk rehidrasi setelah olahraga rutin. Minuman hipotonik sering diminum pesenam untuk melembabkan dan memberikan energi yang cukup.

Minuman isotonik

Minuman isotonik artinya mengandung kadar elektrolit (natrium dan kalium) dan air yang sama. Cairan ini terdapat karbohidrat 3 – 6% per 100 ml sehingga dapat membantu menjaga keseimbangan glukosa darah. Contoh minuman ini yakni sport drink.

Kandungan elektrolitnya menurunkan produksi urin, pengosongan cairan lambung lebih cepat dan meningkatkan cairan di usus. “Minuman ini cocok dikonsumsi setelah beraktivitas sehari-hari maupun atlet,” ujar dr. Elvina

Minuman hipertonik

Tipe minuman ini sangat berbeda dengan hipotonik dan isotonik. Minuman hipertonik mengandung karbohidrat di atas 10% per 100 ml. Minuman ini tergolong dalam minuman berenergi (energy drink). Minuman ini diperlukan bagi seseorang dengan latihan berat dan lari jarak jauh.

Namun diperlukan pula asupan minuman isotonik untuk rehidrasi.“Jumlah gula yang tinggi dalam minuman hipertonik, cocok untuk mengembalikan energi. Tetapi sangat tidak disarankan untuk rehidrasi,” ucapnya.

Direktur Micronutrient Initiative ini menambahkan, kadar karbohidrat tinggi berdampak pada pengosongan lambung yang lambat sehingga cairan lama diserap tubuh.

Ia pun menyayangkan banyak masyarakat tidak memahami konsumsi minuman berenergi. Selama ini banyak minuman berenergi ditambahkan berbagai zat stimulan hormon (kafein, ginseng dan lainnya). Minuman ini pun banyak dikonsumsi pada saat lelah, bukan karena aktivitas berat.

“Mereka butuh meningkatkan daya fokus akibat zat stimulan tersebut. Akibatnya tubuh lelah karena terus diforsir, tekanan darah meningkat dan obesitas akibat asupan gula berlebih,” pungkasnya.