Kesejahteraan Keuangan Asia-Pasifik Stagnan [yourarticlelibrary]

Kesejahteraan Keuangan Asia-Pasifik Stagnan

PinkKorset.com, Jakarta – Tingkat literasi keuangan di sebagian besar negara-negara Asia Pasifik menyusut satu poin menjadi 64.

MasterCard Index of Financial Literacy menyebukan, sebagian besar negara maju tidak menunjukkan perubahan nilai indeks. Sedangkan negara berkembang mengalami penurunan nilai indeks terbesar. Diantaranya Vietnam (58, turun -7 poin), Myanmar (60, turun -6 poin), Filipina (62, turun -4 poin), Malaysia (67, turun -2 poin) dan India (60, turun -2 poin).

Group Head Communications MasterCard Asia Pacific Georgette Tan mengatakan, nilai literasi keuangan yang rendah di Asia Pasifik menjadi kekhawatiran besar. Namun, indeks tersebut menunjukkan negara-negara berkembang di wilayah itu paling berusaha keras dibandingkan negara lainnya.

Lebih lanjut, Georgette menambahkan di negara-negara ini patut mendapatkan pujian atas berkurangnya kesenjangan gender. “Sebab pada umumnya, generasi muda dan  para pengangguran di seluruh negara membutuhkan fokus khusus untuk meningkatkan literasi keuangan secara keseluruhan di kawasan tersebut,” katanya dalam keterangan pers.

Sementara kesenjangan gender di Asia Pasifik meningkat dengan nilai rata-rata regional menguat dua poin menjadi 100. Para perempuan di negara berkembang lebih setara ketimbang di negara maju. Vietnam adalah salah satu contohnya (naik 13 poin menjadi 121 poin dari survei sebelumnya).

Edukasi keuangan di Asia Pasifik terlihat lebih baik pada orang berusia 30 tahun ke atas, kecuali di Sri Lanka. Bila dikaitkan dengan status pekerjaan, umumnya mereka yang ‘bekerja’ secara profesional memiliki pemahaman keuangan lebih baik ketimbang yang ‘tidak bekerja’. Namun Indonesia, Filipina dan Bangladesh tidak menunjukkan perbedaan diantara kedua kelompok tersebut.

Begitu pula konsumen yang bekerja di negara maju, kecuali Jepang dan Korea Selatan, rata-rata lebih cerdas secara keuangan dibandingkan mereka yang berada di negara-negara berkembang. Tingkat pemahaman keuangan terendah dalam indeks ini dialami konsumen yang merupakan pekerja di India, Vietnam dan Bangladesh.

Kendati demikian, para konsumen di Taiwan terus menjadi perencana keuangan terbaik di Asia Pasifik (82 poin), disusul Thailand (81 poin) dan Malaysia (80 poin). Indonesia juga tidak kalah dalam hal kemajuan dalam komponen perencanaan keuangan dengan peningkatan dari 70 poin ke 78 poin. Hanya saja nilai penurunan terjadi pada komponen investasi dari 55 poin menjadi 47 poin.