Musik Tradisional Optimalkan Terapi Kanker [rittal]

Musik Tradisional Optimalkan Terapi Kanker

PinkKorset.com, Jakarta – Musik tradisional lebih mudah diterima masyarakat Indonesia sebagai relaksasi psikologis sebelum menjalankan pengobatan kanker.

Ketua Yayasan kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP menjelaskan, kanker menyebabkan stress berat yang terjadi ketika mengetahui mereka (pasien kanker) terkena kanker dan sebelum menjalankan pengobataan (bedah, radioterapi dan kemoterapi).

Kecemasan sebelum pengobatan, tambah Prof. Aru, muncul di benak pasien karena tahu akan mengalami kondisi tubuh yang tidak nyaman seperti mual dan muntah, lemas dan lelah sepanjang hari, hilang nafsu makan, rambut rontok, sulit tidur dan masih banyak lagi.

“Oleh karena itu diperlukan musik untuk relaksasi. Misalnya lagu-lagu tradisional Indonesia,” ucapnya usai jumpa pers Hyperlove – Musical Fiesta di Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Pasien dengan kondisi tenang lebih mudah menerima pengobatan. Selain itu, menurut dokter berkacamata ini lagu-lagu tradisional lebih mudah diterima masyarakat Indonesia karena telah mengakar sejak kecil dan mendekatkan diri pada suatu nostalgia.

“Misalnya saja lagu Sio Mama yang mengingatkan kita dengan cinta kasih ibu,” ujarnya.

Namun, tidak selalu mendengarkan lagu-lagu tradisional. Musik bersifat universal dan tingkat ketenangan seseorang berbeda-beda. Lagu sesuai dengan aliran musik favorit pasien juga bisa diaplikasikan.

Adanya musik sebagai rileksasi psikologis dapat menurunkan penggunaan obat penenang. Banyaknya pasien yang mengalami ketegangan sebelum kemoterapi seringkali membutuhkan asupan satu tablet obat penenang dua jam sebelumnya. Pemberian obat penenang ini sudah menjadi petunjuk pelaksanaan (juklak) standar medis internasional.

Tidak hanya mendengarkan lagu saja. Ketenangan menjalankan pengobatan kanker juga dapat diperoleh dari sisi spiritual dengan selalu mengingat Sang Pencipta. Sehingga dapat meminimalkan penggunaan obat penenang.

“Masyarakat kita dalam konteks spiritual lebih kuat ketimbang orang barat sebagai penenang,” tutupnya.