Asal Usul Tongseng [wikipedia]

Asal Usul Tongseng

Siapa yang tidak kenal, hidangan daging berkuah lezat asal Solo bernama Tongseng?

Rasa tongseng yang gurih dan aromanya yang harum memikat perut hingga ‘berdendang’.

Menu yang sering dijajakan bersama sate dan gulai ini berisi potongan daging kambing atau ayam, kol, tomat dan kuah santan berbumbu. Siraman kecap dan cabai rawit menambah sensasi pedas manis menu yang satu ini.

Dibalik kelezatannya yang menggoyang lidah, tersimpan sejarah tersajinya hidangan ini sejak setengah abad silam.

Sajian asal Solo ini bermula dari kiprah Mbah Jumiran. Warga asli Klego, Boyolali ini adalah orang pertama yang berjualan sate dan tongseng pada 1960-an. Ia juga orang pertama yang merintis usaha tongseng di Jakarta.

Kepopuleran tongseng menyebar luas di desa tempat tinggalnya. Mbah Jumiran sukses menginspirasikan warga sekitar menjadi pedagang sate dan tongseng.

Alhasil, warga yang kebanyakan menjadi petani, menambah kesibukan sebagai penjual tongseng. Ribuan penjual sate dan tongseng pun kini tersebar di Boyolali, Solo dan sekitarnya hingga Jakarta.

Sejarah ini disimbolkan dengan sebuah monumen Tugu Sate Tongseng yang terletak di Perempatan Dukuh Glagahombo, Desa Blumbang, Kecamatan Klego, Boyolali.

Monumen ini berupa patung tokoh pewayangan dan pikulan tongseng. Patung Semar berpose mengacungkan jempol dan Gareng memegang piring dan sate. Tugu Sate Tongseng dibangun dengan iuran warga dan diresmikan Bupati Boyolali, Seno Samodro pada 11 September 2010.