Pillihan Saham Untuk Jumat (15/11/2013)

PinkKorset.com, Jakarta –  Banyak harapan adanya reversal tren menguat, namun secara teknikal, IHSG masih relatif turun. Bagaimana pergerakan IHSG pada Jumat (15/11/2013)?

Yuganur Wijanarko Senior Research HD Capital mengatakan, rebound pascakoreksi kemarin memang mengundang banyak harapan untuk adanya reversal tren dari arah turun ke naik. Namun dilihat dari beberapa indikator teknikal tren IHSG masih relatif turun.

Yuga pun meminta pelaku pasar mewaspadai dead cat bounce atau kenaikan jangka pendek yang sebaiknya digunakan untuk sell on strength namun bila terjadi penekanan rekomen buy on weakness. “IHSG hari ini akan bergerak dengan support 4.235-4.191-4.090 dan resistance 4.450-4.502-4.581,”katanya.

Salah satu saham pilihan adalah Telekomunikasi (TLKM) yang saat ini diperdagangkan dengan PE 2013 15 kali, PBV 3,05 kali dan ROE 20,26%.

Pascakoreksi beberapa hari lalu, emiten big telekomunikasi ini mulai terlihat menahan momentum penurunan di support Rp2.100-2.025, “Rekomen akumulasi pada pullback ke support untuk kontinuasi upswing kedepan, dengan target harga mencapai R[2.250,”ujarnya..

Saham Bank Mandiri (BMRI) juga menarik, dengan PE 2013 16,59 kali, PBV 2,52 kali dan ROE 15,12%. Menurut Yuga, bila terjadi koreksi untuk mengetes support zone di low Rp7.450-7.350, rekomen melakukan posisi buy pada BMRI, dengan target Rp8.050.

Adapun emiten perbankan big cap BUMN ini mulai mencari bottom pasca koreksi hebat beberapa hari lalu akibat kenaikan BI rate dan pelemahan.

Adaro Energy (ADRO) menjadi plihan menarik, dengan PE 2013 13,05 kali, PBV 1,02 kali dan ROE 7,8%. Bila terjadi koreksi minor pasca kenaikan cukup tajam dalam pola minor uptrend emiten batubara ekspor dengan market cap terbesar di sektornya, rekomen akumulasi untuk proses kontinuasi upswing berikutnya, dengan target Rp1.250.

Yuga juga menjagokan London Sumatra (LSIP) dengan PER 2013 19,54 kali, PBV 1,85 kali dan ROE 18,21%. Bila terjadi koreksi dan konsolidasi  untuk meredakan keadaan jenuh beli (overbought)  di emiten CPO dengan market cap terbesar kedua di sektornya ini, investor disarankan menggunakan ini sebagai kesempatan akumulasi melihat harga CPO yang mulai naik selama beberapa bulan. “Target trading mencapai Rp1.850”ujarnya.