Astronot Perempuan Ternyata Lebih Oke [pinterest]

Astronot Perempuan Ternyata Lebih Oke

PinkKorset.com –  Perempuan sebagai astronot kini lebih dipertimbangkan untuk misi ke luar angkasa ketimbang laki-laki. Kenapa?

Kate Greene, Jurnalis sains dan teknologi asal San Fransisco, menuturkan bahwa misi eksplorasi manusia di Planet Merah itu seharusnya didominasi oleh perempuan. Bahkan lebih bagus lagi jika semua astronot adalah perempuan.

Ini bukan ide berbasis gender, namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh NASA lewat program Hi-Seas (Hawaii Space Exploration Analog and Simulation). Proyek ini mensimulasikan panjang durasi misi ke Mars yang dilakukan di Bumi.

Hasilnya menunjukkan bahwa kebutuhan kalori astronot perempuan tidak lebih dari 2.000 kalori per hari, lebih sedikit dibanding astronot laki-laki yang membutuhkan 3.000 kalori tiap hari.

Ini berarti, perempuan dianggap mampu lebih lama bertahan hidup di Mars, lantaran lebih sedikit menggunakan bahan bakar.

“Pekan demi pekan berlalu, tiga awak perempuan membutuhkan sedikitnya setengah kalori dari tiga awak laki-laki. Kurang dari setengah,” katanya.

Pembakaran kalori yang rendah dapat membuat NASA menghemat porsi makanan untuk para astronot. Apalagi disebutkan, astronot perempuan bisa bertahan hidup lebih lama, dengan jumlah makanan yang sama dengan astronot laki-laki.

Bagaimana performa astronot perempuan?

Kendati membakar lebih sedikit kalori, aktivitas yang dilakukan oleh astronot perempuan tidak kalah dari astronot laki-laki. Menurut Kate yang juga mengikuti program tersebut, baik astronot perempuan atau laki-laki sama-sama menghabiskan waktu 45 menit sehari untuk latihan.

Kate menuturkan, kebanyakan astronot menghendaki kolaborasi antara laki-laki dan perempuan. Namun, jika demi penghematan misi ke Mars, dominasi astronot perempuan bisa dipertimbangkan.“Jika inti misi ke Mars adalah apa yang penting, maka semakin banyak perempuan semakin baik,” katanya.’

Sementara Alan Drysdale mendukung program eksplorasi planet Mars dengan para astronot perempuan, karena memiliki tubuh yang mayoritas lebih kecil.

“Perempuan dengan tubuh kecil tidak pernah terbukti lebih bodoh dari dari perempuan atau laki-laki dengan tubuh besar. Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk tidak memilih astronot (perempuan) dengan tubuh kecil jika hanya kemampuan otak yang dibutuhkan,” ujarnya.

Beberapa studi pada 1950-an dan 1960-an menunjukkan tubuh perempuan memang memiliki kualitas yang lebih unggul. Selain memiiki jantung yang lebih kuat dibanding laki-laki, perempuan juga lebih bagus menahan getaran maupun paparan radiasi.

Secara psikologis, perempuan pun dianggap lebih baik dalam menghadapi isolasi, termasuk saat panca inderanya ‘menganggur’.

Namun, sepanjang sejarah antariksa, astronot perempuan kurang mendapat ‘tempat’. Astronot perempuan pertama tercatat pada 1963, yakni kosmonot Rusia, Valentina Tereshkova.

Lalu dua dekade berikutnya, Svetlana Savitskaya dari Rusia pada 1982. Sedangkan astronot perempuan AS pertama adalah Sally K Ride pada 1983.

Misi manusia ke Mars yang akan berlangsung dalam beberapa dekade mendatang membutuhkan energi dan biaya yang sangat besar. Karenanya, perlu ada perampingan agar misi tersebut efisien. Menurut mantan kontraktor NASA, Alan Drysdale, misi ke Mars bakal menghabiskan sekitar US$100 miliar atau setara Rp1.204 triliun.