Larva, Sumber Makanan Baru di Korsel? Seekor burung sedang mengkonsumsi mealworm [rspb]

Larva, Sumber Makanan Baru di Korsel?

PinkKorset.com, Seoul – Serangga memang telah lama diincar sebagai bahan pangan alternatif. Namun, bagaimana dengan larva?

Departemen Makanan dan Obat Korea Selatan telah menguji coba penggunaan larva pada berbagai makanan, seperti pizza, pasta, bubur dan jus. Larva, Sumber Makanan Baru di Korsel?

Larva atau mealworm yang dimaksud berasal dari  kumbang jenis Darkling Beetle. Memiliki bentuk seperti belatung atau ulat, mealworm sebenarnya merupakan makanan utama untuk beragam unggas, reptil dan umpan untuk pancing.

[google]

[google]

Yun Eun Young, peneliti di National Academy of Agricultural Science mengatakan, pihaknya telah melakukan pengujian publik pada makanan yang ditambahkan larva. “Secara mengejutkan, responnya cukup bagus. Banyak orang menyukainya,”ujarnya.

Menurut Yun Eun Young, larva memiliki protein hampir sama dengan daging sapi dan ayam serta dua kali lipat babi, “Selain itu larva adalah sumber mineral alami dan lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan.”

Menawarkan larva sebagai asupan pilihan adalah bagian program pemerintah bernilai 300 miliar Won untuk meningkatkan industri serangga lokal hingga 2015, seperti pengendalian hama dan pengembangbiakan. Ditargetkan pada 2050, serangga akan menjadi sumber protein baru selain daging untuk konsumsi manusia.

Pemerintah dan pabrik makanan Worldway Co. juga akan bekerjasama menyediakan makanan yang mengandung larva untuk masyarakat. Larva ini rencananya akan dikemas dalam bentuk bubuk, sehingga tidak nampak menjijikkan.

Diperkirakan sekitar 2,5 miliar orang rutin mengonsumsi serangga sebagai salah satu sumber pangan. Di Afrika, Asia, dan sebagian Amerika, praktik konsumsi serangga atau entomophagy dinilai lebih menguntungkan. Hal ini dikarenakan jumlah serangga lebih banyak dibanding sayur, buah, atau daging yang diperoleh dari hewan buruan dan hasil jebakan di alam liar.

Selain mealworm, kelompok serangga yang sering dikonsumsi adalah jangkrik, kumbang dan semut.

Dalam situsnya, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menulis, serangga memiliki kandungan protein, lemak, dan mineral yang tinggi. Keberadaan serangga dinilai bisa menggantikan fungsi kedelai, jagung, kacang-kacangan, dan ikan. Serangga juga cepat bereproduksi sehingga diperkirakan tidak merugikan lingkungan.