Bank Dunia: Kencangkan ‘Seat Belt’ Foto: thetimes

Bank Dunia: Kencangkan ‘Seat Belt’

PinkKorset.com – Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk tahun ini dan mendesak semua negara ‘mengencangkan sabuk pengaman’.

Menurut laporan Prospek Ekonomi Global yang dirilis dua kali setahun, Bank Dunia memperkirakan perekonomian dunia bakal tumbuh 2,8% tahun ini, di bawah prediksi Januari lalu, yakni 3%.

Kepala Ekonom Bank Dunia Kaushik Basu pun mendesak semua negara ‘mengencangkan sabuk pengaman’.

“Kami mengingatkan semua negara, terutama emerging market, untuk mengencangkan seat belt mereka,” ujarnya dalam konferensi pers di Washington, seperti dilansir Reuters, Kamis (11/6/2015).

Prediksi pelambatan ekonomi ini dikarenakan rendahnya harga komoditas, terutama harga minyak dunia yang anjlok hingga 40%. Eksportir komoditas pun melemah, jauh di atas perkiraan.

Selain itu, ada rencana kenaikan suku bunga AS, yang bisa mendongkrak biaya pinjaman bagi negara-negara berkembang.

Bosu mengatakan, Fedral Reserve harus menunda kenaikan suku bunga hingga tahun depan, demi menghindari memburuknya volatilitas nilai tukar dan melambatnya pertumbuhan global.

Kendati demikian, Bank Dunia tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan untuk tahun depan dan 2017. Hal ini, menurut Bosu, karena rendahnya harga komoditas pada dasarnya bisa mendongkrak pertumbuhan global.
Pertumbuhan ekonomi India tercepat tahun ini

Di tengah pemangkasan proyeksi pertumbuhan global, Bank Dunia memperkirakan India akan menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan tercepat untuk pertama kalinya pada tahun ini, dengan tingkat ekspansi 7,5%, naik dari prediksi sebelumnya, yakni 6,4%.

Namun, proyeksi pertumbuhan 2015 untuk negara-negara berkembang diturunkan menjadi 4,4%, dari 4,8% pada Januari lalu, akibat resesi di Brasil dan Rusia.

Selain itu, Bank Dunia juga menurunkan proyeksi pertumbuhan Amerika Serikat menjadi 2,7% tahun ini, dari 3,2% pada Januari lalu, dan tahun depan menjadi 2,8% dari prediksi sebelumnya 3%.

Merosotnya ekonomi AS pada awal 2015 lebih disebabkan cuaca musim dingin yang buruk, apresiasi nilai tukar dollar, gangguan di pelabuhan dan pemotongan belanja di sektor energi.

Basu merekomendasikan The Fed untuk menaikkan suku bunga tahun depan, bukan akhir tahun ini. Hal ini karena gambaran ekonomi yang variatif. Namun, ini adalah pandangannya sendiri, bukan dari Dunia Bank secara keseluruhan.

“Kekhawatiran saya adalah kenaikan (suku AS) relatif cepat bisa menyebabkan fluktuasi nilai tukar, penguatan dollar, yang tentu saja tidak menguntungkan bagi perekonomian AS, dan berdampak negatif bagi negara lain,” katanya.