PinkKorset.com – Bak sejarawan, ada tukang cerita di setiap keluarga. Bisa kakek, nenek, maupun sesepuh lain. Ingatan ternyata sangat mempengaruhi gaya hidup Anda.
Tidak semua orang mengingat satu hal secara sama. Menurut sebuah studi, cara Anda mengingat masa lalu bisa mempengaruhi kesehatan. Menjadi tukang cerita (storyteller) ternyata bukanlah hal buruk.
Beberapa orang bercerita dengan amat detil (episodik), lainnya hanya memaparkan fakta (semantik). Menurut studi yang dilakukan sejumlah pakar psikologi di Kanada, seseorang biasanya hanya menerapkan salah satunya.
Seseorang dengan ingatan episodik yang kuat akan mengingat banyak kejadian otobiografi serta detil-detilnya. Jenis memori ini meningkatkan konektivitas bagian tengah otak Anda hingga ke belakang, pusat proses visual.
Sebaliknya, mereka dengan ingatan semantik kuat mengetahui detil-detil praktis. Mereka mengingat ulang tahun semua orang, rute ke suatu tempat, hingga apa yang disukai semua orang. Ini konektivitas bagian tengah otak ke depan, pengatur kemampuan kognitif.
Menguatkan salah satunya berarti melemahkan lainnya. Ini masalah bagi para storyteller. Ingatan episodik bisa mengekspos mereka pada kemungkinan Alzheimer, sedangkan ingatan semantik melemahkan kemampuan kognitif di masa mendatang.
Menurut Dr. Brian Levine, ilmuwan senior di Rotman Research Institute dan dosen psikologi University of Toronto yang memimpin studi ini, orang yang mengingat dengan detil akan sensitif dengan perubahan ingatan seiring berjalannya usia.
“Sebaliknya mereka yang menyukai pendekatan faktual agak kebal terhadap perubahan tersebut,” katanya. Ini sebabnya orang hilang ingatan biasanya lupa hal-hal atau detil faktual kecil, tapi terus menceritakan kisah yang sama berulang-ulang.
Dengan mengetahui potensi kelemahan, Anda bisa belajar menguatkan aspek lain saat otak masih bekerja dengan prima. Manfaatkan hal ini dengan mempelajari hobi baru di luar skill Anda saat ini. Daya ingat pun menguat karena terus terlatih.
