Inacraft Harapkan Transaksi Rp127 M [twitter]

Inacraft Harapkan Transaksi Rp127 M

PinkKorset.com, Jakarta – Pameran produk kerajinan internasional terbesar di Indonesia digelar dengan target yang lebih tinggi.

Thamrin Bustami, Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) optimistis, pameran Inacraft kali ini dapat mencapai target yang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

“Selama lima hari pameran Inacraft 2015 ditargetkan dikunjungi sebanyak 200 ribu pengunjung, pembeli dari luar negeri (buyers) 1000 orang, transaksi ritel Rp127 miliar, kontrak dagang US$10 juta,”ujarnya di Jakarta, Senin (6/4/2015).

Menurutnya, target ini tidak berlebihan, mengingat produk seni kerajinan Indonesia mempunyai ciri khas. “Inacraft tunjukkan hasil positif pada ekspor produk kerajinan tangan Indonesia, sehingga diharapkan akan semakin banyak pesanan dari luar negeri,” katanya.

Ia mencontohkan penyelenggaraan Inacraft beberapa tahun lalu yang sempat mencatatkan transaksi mengejutkan. Seperti perusahaan mutiara yang memiliki nilai transaksi Rp 250 juta pada hari pertama di Inacraft 2012, lalu belanja keluarga kerajaan Brunei Darussalam di Inacraft 2011 yang mencapai Rp 2,5 miliar dalam satu hari.

“Tak hanya itu, pengrajin tas asal Yogyakarta pun pernah meraup pendapatan Rp 2 miliar selama lima hari pameran Inacraft tahun lalu,”tuturnya.

Pameran produk kerajinan tangan yang berdiiri sejak 1998 ini diselenggarakan mulai 8-12 April 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta dengan mengangkat tema Through Enchanting Bali Towards Global Market.

Ajang pameran kali ini diikuti oleh 1.500 peserta dari pengrajin, pengusaha, produsen dan eksportir kerajinan hampir dari seluruh Indonesia. Hanya wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Gorontalo yang belum terwakili di pameran ini.

Beberapa negara sahabat juga turut serta menjadi peserta dalam pameran kali ini, antara lain Malaysia, Thailand, India, Pakistan, Vietnam, Dubai dan Hongkong. Bahkan menurut Thamrin, negara-negara Afrika sangat tertarik mengikuti Inacraft.

Sebanyak 56 buyers mancanegara hadir di Inacraft dan beberapa diantaranya menjadi pasar utama. “Amerika Serikat, Jepang, Australia, Malaysia, Hongkong, Jerman Brunei Darussalam, Perancis, India, Arab Saudi, Singapura dan Srilanka adalah negara-negara yang paling banyak mengunjungi pameran ini,” ucap Thamrin.

Terdapat 10 kategori produk kerajinan yang dipamerkan di Inacraft. Namun produk yang paling banyak diminati adalah kategori fesyen seperti batik dan tenun. Inacraft 2015 juga menampilkan Inacraft Award, konsultasi bisnis, demo produk dan beragam aktivitas edukatif oleh beberapa komunitas di Indonesia.

Soegiharto, Sekretaris Jenderal ASEPHI mengatakan, dari tahun ke tahun, Inacraft selalu menunjukkan perubahan. Dulu peserta kebanyakan dari BUMN dan perusahaan kecil binaaan BUMN dan dinas. Tapi sekarang justru 60-61% peserta Inacraft adalah peserta individu yang membayar sendiri.

”Hal ini tentu akan meningkatkan persaingan usaha. “Kalau dulu pembeli yang datang tapi kini penjual harus aktif mencari pembeli,” katanya.

Tak hanya itu, pihak penyelenggara juga menyeleksi peserta pameran dan hanya produk berkualitas yang akan ditampilkan di Inacraft. “Produk kerajinan harus excellent, bisa diproduksi massal tanpa mesin (100-200 unit per bulan) dan terpenting adalah marketable,” ucapnya.