‘Jangan Sampai Ada Robby Lain’ [examiner]

‘Jangan Sampai Ada Robby Lain’

PinkKorset.com, Jakarta –  Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan World Lung Foundation (WLF) bekerjasama meluncurkan kampanye nasional pengendalian tembakau.

Kampanye bertajuk ‘Rokok Itu Murah, Obatnya yang Mahal’ tersebut disampaikan dalam bentuk iklan layanan masyarakat yang ditayangkan di tujuh stasiun televisi nasional dan stasiun radio selama enam pekan.

“Iklan ini adalah salah satu upaya berkelanjutan pengendalian tembakau sebagai bentuk perlindungan masyarakat, khususnya generasi muda,” kata dr. Eni Gustina, M.Ph, Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI saat peluncuran iklan layanan masyarakat ‘Rokok Itu Murah, Obatnya yang Mahal’ di Jakarta, Selasa (29/9/2015).

Iklan tersebut mengangkat kisah nyata Robby Indra Wahyuda, yang meninggal akibat kanker tenggorokan (laring).

Robby yang dikenal sebagai perokok berat dan mulai merokok sejak SMP,  divonis kanker pada Januari 2014. Keganasan kanker ini akhirnya merenggut nyawanya pada 23 Juni 2015, saat usianya 27 tahun.

“Jangan sampai ada Robby-Robby lain,” kata Ibunda Robby, Syaifatul Hadijah dalam tayangan iklan. Iklan ini diakhiri dengan ajakan kepada masyarakat, ‘Berhenti merokok, asapmu membunuh orang-orang di sekitarmu’.

Sesuai dengan tema kampanye, biaya obat akibat dampak buruk rokok tergolong besar. Meskipun tidak merinci nominal uang, Hadijah memberikan perumpamaan biaya yang dihabiskan setara dengan membeli satu rumah lengkap dengan isinya sekaligus mobil.

Melihat kenyataan pahit ini, Ayahanda Robby, Elansyah Jamhari merasa geram dengan adanya rokok di Indonesia.

“Perangi industri rokok. Apalagi rokok kretek dimasukkan di RUU Kebudayaan. Jangan sampai dijajah kepentingan mereka dan segelintir masyarakat tapi membunuh seluruh masyarakat!,” kata Elansyah pada kesempatan acara yang sama.

Rokok diibaratkan sebagai pembunuh berdarah dingin. Risiko kematian terkait tembakau semakin mengkhawatirkan. Data dari Tobacco Atlas 2015 menyebutkan, setiap tahunnya lebih dari 217.400 orang di Indonesia meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan tembakau.

Asap tembakau mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, ratusan diantaranya beracun dan terdapat 69 bahan pemicu kanker (karsinogeik).

Kampanye kesehatan ini sudah dimulai sejak akhir 2014 dengan meluncurkan iklan pertama yang dibintangi Panjaitan, pasien kanker laring. Berikutnya Ike, pasien kanker laring yang diiklankan pada Mei-Juni 2015.

Selain kampanye di televisi dan radio, ada pula kampanye media sosial melalui #SuaraTanpaRokok.