Patahan San Andreas, Bom Waktu Bencana [britannica]

Patahan San Andreas, Bom Waktu Bencana

PinkKorset.com – Film San Andreas mengisahkan bencana akibat bergesernya lempengan San Andreas. Tahukah Anda, fenomena ini memang diprediksikan bakal terjadi?

Patahan (Fault) San Andreas menjadi bom waktu sebuah bencana gempa besar setelah tercatat adanya pergerakan lempeng kerak bumi dan gempa dahsyat sebelumnya.

Baru-baru ini tengah hangat diperbincangkan sebuah film laga petualangan yang dibintangi Dwayne Johnson (The Rock). Film yang menceritakan sebuah bencana gempa dahsyat dan tsunami yang bermula di dari Patahan San Andreas.

Film ini memang terinspirasi dari lokasi yang sama, Patahan San Andreas di California, Amerika Serikat. Patahan San Andreas ini ditandai dengan celah besar diantara dua lempeng tektonik bumi, lempeng Amerika Utara dan lempeng Pasifik.

Patahan ini memiliki panjang 1.287 km, membentang dari Pantai Mendocino selatan hingga Pegunungan San Bernardino dan Laut Salton.

“Sepanjang patahan didominasi gerakan horizontal, tapi beberapa daerah lain memiliki gerakan vertikal,” kata Shimon Wdowinski, ahli geofisika yang mempelajari Patahan San Andreas di University of Miami’s Rosentiel School of Marine & Atmospheric Sciences.

Patahan San Andreas terbentuk sekitar 30 juta tahun yang lalu. Area San Andreas ini membentuk patahan setelah terjadi gempa dahsyat saat zaman pra-sejarah. Namun, saat zaman sejarah ini terjadi pergerakan lambat dan terus bergerak.

Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat laut sebesar 8 cm per tahun dan pergerakan Lempeng Amerika Utara menuju selatan sebanyak 2,3 cm per tahun.

Di bagian pergerakan ini ada bagian ‘terkunci’ yang menyimpan energi. Bila saatnya tiba, bagian tersebut akan menghasilkan gempa. Area tersebut dapat memicu gempa mencapai 8,1 SR.

Untuk memprediksi terjadinya gempa, para ilmuwan mengebor kerak bumi sedalam 3,2 km di dekat kota Parkfield di San Andreas Fault Observatory at Depth (SAFOD). Ini adalah situs pertama yang memprediksi gempa secara resmi oleh U.S. Geological Survey (USGS).

Para ilmuwan memprediksi harusnya terjadi gempa pada 1993, tapi itu tidak terjadi hingga 2004. Sebelumnya tercata gempa terjadi pada tahun 1857, 1881, 1901, 1922, 1934 dan 1966.

Gempa bumi terbesar di California terjadi pada tahun 1857 dan 1906. Gempa Fort Tejon di selatan California terjadi pada 9 Januari 1857 dengan kekuatan 8,3 SR.

USGS memperkirakan bila gempa tersebut terjadi pada saat ini maka akan menghancurkan setengah bangunan-bangunan di Los Angeles, pasokan air dan melukai 50 ribu jiwa.

Gempa besar berlanjut pada 18 April 1906 di San Francisco yang memicu kebakaran besar dan menewaskan sekitar 700 jiwa. Gempa berskala 8,3 SR ini memecahkan permukaan bumi sepanjang 402 km dari San Juan Bautista ke Cape Mendocino.

Sejak dua gempa besar itu, Patahan San Andreas menjadi tenang. Namun, para ilmuwan menduga akan terjadi gempa besar lagi. Sebagaimana ilmuwan memprediksikan gempa besar (megathrust) berkekuatan 10 SR di Mentawai.