Penjualan Hewan Kurban Lesu

PinkKorset.com, Depok – Melemahnya perekonomian dalam negeri menurunkan daya beli masyarakat. Penjualan hewan kurban pun lesu.

 Idul Adha tahun ini dibayangi oleh kelesuan ekonomi akibat tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dampaknya, penjualan hewan kurban merosot.

Haji Ramdoni (50) pemilik Mall Hewan Kurban (MHK) di Jalan Akses UI No. 89 A, Kelapa Dua, Depok, Cimanggis, Jawa Barat ini mengaku tahun ini mengurangi stok sapi dagangannya.

“Jumlah stok sapi tahun lalu 8.000 ekor. Tapi, tahun ini cuma 6.200 ekor,” katanya saat dijumpai Pinkkorset.com di Depok, Selasa (22/9/2015).

Menurutnya pelemahan ekonomi dalam negeri akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi faktor pemicu menurunnya kemampuan daya beli konsumen. “Karena dolarnya tinggi, memperoleh bibit sapinya juga susah. Daya beli juga masyarakat menurun,” katanya.

Merosotnya daya beli masyarakat menengah bawah terlihat dari turunnya penjualan sapi kelas Middle. “Tahun ini penjualan lebih banyak di kelas Middle Up. Kalau saya amati, daya beli masyarakat menengah bawah sedikit-sedikit menghilang karena krisis ekonomi,” katanya.

hewan-kurban1

Untuk mensiasatinya, ia menyediakan kambing. “Banyaknya permintaan konsumen, tahun ini pertama kali display kambing. Kita stok 350 ekor kambing jenis Boer Australia,” ucapnya.

Romdoni yang juga memiliki peternakan di Lampung mengatakan, semua hewan dagangannya diperoleh melalui inseminasi buatan antara bibit sapi Australia dan lokal.

Ada lima jenis sapi yang dijual, antara lain Madura, Limosin, Boer Australia, Bali dan Santa.

Sapi-sapinya pun diklasifikasikan menjadi 4 kelas dengan rentang harga berbeda. Kelas Middle (Rp13 juta – Rp16 juta), Middle Up (Rp17 juta – Rp30 juta), Premium (Rp30 juta – Rp50 juta) dan Eksekutif (diatas Rp50 juta).

hewan-kurban3

Hingga H-3, penjualan hewan kurban miliknya telah mencapai 80%,  terdiri dari 4 ribuan ekor sapi dan 250 ekor kambing.  “Sapi yang terjual paling banyak jenis Madura, Bali dan Boer,” ucap Doni.

Tidak hanya itu. Meski penjualan lesu, Romdoni mencatat penjualan sapi termahal tahun ini mencapai Rp400 juta per ekor.

Konsumennya bukan hanya di Jakarta. Sejak pengiriman dimulai pada H-3, ia sudah mengirim pesanan hewan kurban ke Majalengka, Bandung dan Cirebon.