Peredaran Obat Palsu Kembali Marak [leovaradka]

Peredaran Obat Palsu Kembali Marak

PinkKorset.com, Jakarta – Setelah sempat menurun, peredaran obat palsu kembali meningkat di Indonesia.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan, tren peredaran obat palsu dan obat Tanpa Izin Edar (TIE) sempat menurun pada 2007. Namun, kembali meningkat pada 2014.

Berdasarkan data BPOM, peningkatan obat palsu terjadi selama tiga tahun terakhir, yakni 2012-2014. Obat palsu yang ditemukan pada 2012 mencapai 6 item, kemudian meningkat pada 2013 menjadi 13 item dan 2014 naik lagi menjadi 14 item.

“Beberapa tahun terakhir, tren obat palsu meningkat dan besarannya 10%,” kata Arustiyono, Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT BPOM saat diskusi Anti Counterfeit Day 2015 di Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Obat yang sering dipalsukan adalah obat anti kejang (anti-konvulsi), antitusif, anti diabetes dan anti tekanan darah tinggi.

anti-conferteit-day-2015

Konsumsi obat palsu membahayakan kesehatan, antara lain penyakit berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, imunitas tubuh terhadap obat dan berujung kematian.

Tidak hanya itu. Antibiotik palsu pun beredar di Indonesia. Antibiotik palsu dapat menyebabkan mikroba menjadi kebal. ”Indonesia menjadi salah satu negara di dunia dengan tingkat resistensi mikroba yang tinggi,” ujarnya.

Obat palsu dan obat TIE paling banyak dijumpai di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Tangerang, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta.

Kampanye bahaya obat palsu ini sekaligus memperingati Hari Anti-Counterfeit Sanofi Sedunia yang diperingati setiap 8 Juni pada tiap tahun.