Perempuan Berisiko Terkena Kanker Kolorektal [webmd]

Perempuan Berisiko Terkena Kanker Kolorektal

PinkKorset.com, Jakarta – Perempuan yang pernah terkena kanker ovarium, rahim, payudara berisiko kanker kolorektal. Bahkan, merokok juga berpotensi tinggi penyakit ini.

Kanker usus besar dan rektum (kanker kolorektal) terjadi tiap tahun di Amerika sebanyak 150 ribu kasus dan 50 ribu diantaranya berujung kematian. Perempuan yang berisiko mengidap kanker kolorektal.

“Perempuan dengan riwayat kanker ovarium, rahim dan payudara memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini,” kata Dr. Chua Tju Siang dari Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.

Dr. Chua memperingatkan, perokok juga berisiko tinggi terkena kanker kolorektal. Kanker ini juga dipicu lemak tinggi, diet rendah serat, riwayat keluarga dan kondisi genetik penyakit radang usus (crohn atau kolitis ulserativa) selama bertahun-tahun.

Sayangnya, gejala kanker kolorektal sangat kecil atau tidak ada sama sekali. Namun, Anda patut curiga bila merasa perut tidak nyaman, pendarahan di bagian belakang, kelainan gerakan usus termasuk sembelit dan diare.

Selaras dengan itu, Dr. Chua mengatakan, pada stadium lanjut kemungkinan akan timbul gejala kehilangan nafsu makan dan berat badan. Selain itu, terasa sebuah benjolan di perut bagian bawah dan tes darah menunjukkan anemia.

Kanker kolorektal biasanya terjadi pada usia lanjut, di atas 50 tahun. Beberapa orang, polip dapat berkembang di usus besar dan rektum. Meski awalnya jinak (non-kanker) tetapi bisa berkembang menjadi ganas (kanker).

“Tidak semua polip menjadi kanker, karena penanganan tepat mengurangi risiko kanker ini,” ujarnya. Skrining kanker kolorektal diperlukan untuk mendeteksi adanya polip.

Kata Dr. Chua, deteksi kanker ini melalui tes Faecal Occult Blood test (FOBT). Polip dan kanker kolorektal ini menyebabkan darah bocor ke dalam gerakan usus serta tidak terlihat mata telanjang.

Bila terlihat darah saat tes FOBT maka direkomendasikan deteksi usus besar dan anus (kolonoskopi). FOBT disarankan dilakukan rutin setiap tahun.

Sementara itu, tes lainnya adalah Double Contrast Barium Enema (DCBE). Tes ini memanfaatkan sinar X-Ray dan hanya mengikis sedikit polip. Tes DCBE hanya mendeteksi 30%-50% dari kanker yang dapat ditemukan selama kolonoskopi.