Tiga Hal Ini Harus Dihindari Anak dengan Autis [foxnews]

Tiga Hal Ini Harus Dihindari Anak dengan Autis

PinkKorset.com, Jakarta – Anak dengan autis memerlukan ketenangan dengan menghindari asupan senyawa, protein tertentu dan kontaminasi logam berat.

Pola konsumsi anak dengan autis berbeda, tidak semua makanan aman dikonsumsi mereka. Beberapa hal ini perlu dihindari saat memberikan makanan kepada anak dengan autis:

Kasein dan Gluten

Anak dengan autis harus menghindari konsumsi makanan yang mengandung kasein dan gluten.

Kasein dan gluten adalah golongan protein. Kasein ditemukan di semua produk susu sapi, misalnya susu, keju, dan yogurt.

Sementara gluten terkandung di semua produk biji-bijian atau serealia, contohnya gandum (termasuk terigu), barley, rye, spelt dan kamut.

Mereka memiliki masalah pada usus dan berkaitan dengan otak. Pada anak dengan autis berkembang paradigma, “The Gut is the Second Brain”.

Anak dengan autis memiliki daya serap usus yang meningkat. Kasein dan gluten dengan mudah terserap ke dalam usus dan masuk ke dalam peredaran darah hingga ke otak.

Rumus kimiawi morfin mirip dengan kasein dan gluten. “Di otak terdapat reseptor morfin yang siap menangkap morfin dan menjadikan anak tidak tenang dan emosinya labil,” kata Dr. Kresno Mulyadi, Sp,KJ saat Seminar Kesehatan Nasional di Jakarta, baru-baru ini.

Kadar gluten dan kasein pada anak dengan autis bisa dilihat pada jumlah glueteomorphin dan casomorphine di dalam urin.

Fenol

Anak dengan autis harus menjaduhi bahan makanan mengandung fenol. Secara alami, hati memproduksi enzim fenol-sulfotransferase yang menghilangkan fenol dan amina dalam makanan.

Sayangnya mereka kekurangan enzim ini. Akibatnya, anak dengan autis akan hiperaktif, berkeringat pada malam hari, hitam di bawah mata, sulit tidur, haus berlebihan, eksim, kemerahan pada wajah dan baju tidur menjadi bau.

 Fenol banyak terkandung di dalam pewarna makanan, perasa buatan, dan pengawet. Tak cuma itu, fenol juga terdapat di hampir semua buah dan sayuran bewarna yang mengandung karoten, lutein, lycopene, xanthophylls dan zeaxanthin.

“Buah dan sayur memiliki kandungan fenol dengan jumlah yang bervariasi. Kandungan fenol tinggi ada pada apel, pisang, jeruk dan anggur merah. Anak dengan autis paling aman mengonsumsi sawo, kiwi dan alpukat,” katanya.

Logam Berat

Jurnal Biological Trace Element Research, Arizona State University melaporkan, anak dengan autis memiliki kadar logam berat tinggi (timbal, thallium, timah dan tungsten) di dalam darah dan urin.

Penelitian ini melibatkan 55 anak dengan autis berusia 5-16 tahun dengan membandingkan 44 kontrol dari usia dan jenis kelamin yang sama.

Logam berat merusak perkembangan otak dan fungsi organ tubuh lainnya. Oleh karena itu, unsur logam dalam makanan perlu dihindari. Caranya dengan tidak menggunakan alat masak dan perangkat saji berbahan dasar logam.

“Gunakan panci kaca tahan panas untuk memasak dan sendok kayu untuk mengaduk. Hindari piring, gelas, sendok maupun garpu berbahan dasar logam dan melamin,” pungkas Dr. Kresno.